Tim SAR gabungan mencari Pairin (60), warga yang diduga hanyut akibat kecelakaan air di tempuran Sungai Opak-Code, sekitar Jembatan Sindet, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.Kalau dugaan sementara itu indikasinya jatuh karena hanya ada sandal dan sarung, dan juga tadi pagi tidak ada saksinya (yang melihat, red.) turunnya dari sebelah mana
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 3 Parangtritis, Kabupaten Bantul Muhammad Arif Nugraha ditemui di sekitar lokasi kejadian di Bantul, Selasa, mengatakan Pairin setiap pagi mencari pasir dan kayu bakar di dekat tempuran Sungai Opak-Code atau bawah jembatan, namun pada Rabu (4/3) pagi yang bersangkutan dilaporkan jatuh ke sungai.
"Kesehariannya mencari pasir sama kayu di sungai, tetapi sebelum mencari pasir dan kayu Mbah Pairin mandi dulu di sungai, tapi tadi jam 07.00 WIB lebih belum pulang ke rumah dan dicari ke lokasi ternyata yang tertinggal ada sandal dan sarung di tepi sungai," katanya.
Berdasarkan pengakuan keluarga, biasanya Pairin, sekitar pukul 07.00 WIB, sudah pulang ke rumah, akan tetapi karena belum sampai rumah pihak keluarga lapor ke dukuh setempat, karena ada indikasi Pairin terjatuh ke sungai.
"Upaya dari teman-teman sudah melakukan pengecekan lokasi, namun arus sungai kencang, kondisi bawah banyak batuan, kita telah berupaya melakukan pencarian dengan turun ke bawah dan penyisiran ke bawah melalui jalur sungai," katanya.
Baca juga: Korban hanyut di Sungai Glagahan Bantul ditemukan meninggal
Personel SAR dari Satlimmas Wilayah 3 Parangtritis yang diterjunkan dalam operasi pencarian berjumlah 13 orang. Selain itu, ada personel dari Ditpolair Polda DIY, Basarnas Yogyakarta, dan relawan SAR di Bantul.
"Kalau dugaan sementara itu indikasinya jatuh karena hanya ada sandal dan sarung, dan juga tadi pagi tidak ada saksinya (yang melihat, red.) turunnya dari sebelah mana," katanya.
Dia mengatakan operasi pencarian terhadap Pairin di sekitar lokasi kejadian sudah dimulai sejak pukul 09.00 WIB, namun hingga siang ini belum ditemukan, meski penyisiran sudah dilakukan sejauh dua sampai tiga kilometer dari sekitar Jembatan Sindet.
"Kemungkinan besar sudah agak jauh karena arus sungai lumayan kencang, dan arus sungai hari ini cukup kencang, kalau biasanya normal. Untuk peralatan yang kita siapkan pelampung sama 'gethel' (bambu panjang)," katanya.
Baca juga: Dua anak dikabarkan hanyut terbawa arus sungai di Bandung
Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020