"Kaitan dengan wabah, kita berdoa agar penyelenggaraan haji nanti sudah clear, mudah-mudahan. Ancang-ancang haji berangkat itu pertengahan Juni, harapan sebelum itu ada kepastian," kata Fachrul ditemui wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan persiapan penyelenggaraan haji jalan terus sembari melihat perkembangan lebih lanjut.
Baca juga: Kemenag tunggu Saudi cabut moratorium umrah
Mengenai berbagai alternatif penyelenggaraan haji jika ada kejadian luar biasa, Fachrul enggan mengungkapkan.
"Kalau 'plan-plan' lain disebutkan, orang lain jadi panik. Tidak usahlah," kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar mengatakan kesiapan menyelenggarakan berbagai fasilitas untuk jamaah haji Indonesia sudah siap.
"Kesiapan sudah siap semua. Kita sudah mulai proses, proses penilaian BPIH, di situ kan ada proses kesehatan, mengecek jamaah benar-benar sehat atau tidak. Kalau tidak sehat, dia tidak istithoah dan tidak 'di-recommended' berangkat ke Arab Saudi," kata dia.
Nizar mengatakan tim pencari pemondokan jamaah haji Indonesia juga sudah berada di Saudi. Tidak ada gangguan proses meski ada wabah COVID-19 di banyak negara.
"Kalau sudah sampai sana mau mobilitas ke mana saja enggak apa-apa, kan ada cara pakai masker 'macem-macem' itu. Di sana sudah ada dua, tim katering sama tim hotel, sudah disana sejak tanggal 9 Februari 2020," katanya.
Tim, kata dia, akan kembali pada 9 April sehingga proses persiapan penyelenggaraan haji akan lancar.
"Nah ini yang kita antisipasi kalau semisal musim haji masih moratorium itu saja, tapi kalau dibuka kita tuh siap," kata dia.
Baca juga: KBRI Amman pastikan kepulangan 285 jemaah umrah Indonesia
Baca juga: Pasien pulang umrah negatif COVID-19, sebut Dinkes Kapuas Hulu
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020