"Pemberangkatan 900 nelayan dengan menumpang 30 kapal berukuran 100 GT ke atas dilakukan tadi siang dari PPP Tegalsari, Kota Tegal, menuju Natuna Utara," kata Ketua Aliansi Nelayan Indonesia Riyono saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu.
Ia menegaskan hal tersebut sebagai bentuk komitmen kalangan nelayan dalam membantu negara menjaga sekaligus mengamankan perairan Natuna dari pihak asing.
Baca juga: KKP pastikan tak ada kapal "coast guard" China di Laut Natuna
Baca juga: KKP tangkap 5 kapal ikan asing di Laut Natuna Utara
Selain itu, juga melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo pada 3 Januari 2020 melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD untuk menjaga wilayah perairan Natuna Utara dari praktik pencurian ikan oleh kapal nelayan asing.
Selama di perjalanan menuju perairan Natuna, ratusan nelayan tersebut mendapat pengamanan dari Bakamla sebagai "coast guard Indonesia".
Baca juga: Mahfud sebut dua ancaman kedaulatan secara teritorial
Baca juga: 13 institusi sepakat awasi Laut Natuna Utara cegah tumpang-tindih
"Misi selama 2,5 bulan ini misi Merah Putih, semoga menjadi sumbangsih nelayan Pantura kepada negara dengan penuh kesadaran tinggi agar sumber daya ikan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan nelayan Indonesia," ujarnya.
Sekjen Aliansi Nelayan Indonesia Susanto menambahkan perjalanan menuju perairan Natuna membutuhkan waktu kurang lebih 7-8 hari.
Baca juga: Natuna usai observasi WNI dari Wuhan
"Kebutuhan BBM untuk kapal selama di perjalanan kurang lebih 50 ton," katanya.
Selain dari Aliansi Nelayan Indonesiai, ratusan nelayan yang berangkat ke perairan Natuna tersebut juga berasal dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Kontak Tani Nelayan Andalan, dan organisasi nelayan lokal.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020