• Beranda
  • Berita
  • Virus corona mati saat terkena sinar matahari, benarkah?

Virus corona mati saat terkena sinar matahari, benarkah?

5 Maret 2020 12:12 WIB
Virus corona mati saat terkena sinar matahari, benarkah?
Salah seorang warga berjalan di tempat teduh menghidari sengatan matahari yang beberapa hari terakhir suhu panas di Kota Palu, Sulawesi Tengah meningkat namun masih dalam parameter normal. Hal itu terjadi akibat puncak inklinasi atau posisi matahari sedang begerak dari Utara dengan kemiringan tertentu menuju Selatan garis katulistiwa, menurut analisisi BMKG Stasiun Geofisika Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Senin (27/1/2020). ANTARA/Moh Ridwan
Jakarta (ANTARA/JACX) - Informasi yang menyebutkan virus corona dapat sepenuhnya hilang saat terpapar sinar matahari tersebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp, pada Senin (2/3) selepas diumumkan kasus pertama pasien terinfeksi COVID-19 di Indonesia.

Virus corona, dalam pesan berantai tersebut, diklaim sebagai pneumonia jenis baru yang akan terbunuh pada suhu 26 - 27 derajat sehingga upaya mempertahankan panas tubuh menjadi solusi mencegah penyebaran virus.

Informasi yang tersebar di aplikasi pesan instan itu juga menyarankan sejumlah cara yang dapat ditempuh agar tubuh tidak terinfeksi COVID-19.
 
Namun, benarkah virus corona mati saat terkena sinar matahari?
 
Tangkapan layar hoaks corona mati terkena sinar matahari 1 (WhatsApp)


 
Tangkapan layar hoaks corona mati terkena sinar matahari 2 (WhatsApp)



Penjelasan:
Informasi yang menyebutkan sinar matahari bisa membunuh virus corona telah dibantah dalam laporan berjudul "Can sun exposure kill the novel coronavirus?" yang dirilis situs China Daily, pada 8 Februari 2020.

Berikut penjelasan media asal Negeri Tirai Bambu itu:

"Suhu radiasi matahari tidak mampu mencapai 56 derajat celcius, dan sinar ultraviolet juga tidak mampu menyamai intensitas dari lampu ultraviolet sehingga virus itu tidak dapat dibunuh oleh sinar matahari".

Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkmen Herawati Sudoyo menjelaskan belum ada hasil penelitian yang menyatakan virus corona dapat ditumpaskan hanya dengan paparan sinar matahari hingga saat ini.

Penjelasan Herawati Sudoyo itu mengacu pada laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) di Jakarta, pada Kamis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut Herawati, telah menjelaskan lampu sinar ultraviolet sekalipun tidak mampu membunuh virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Dengan demikian, informasi yang menyebutkan virus corona akan hilang saat terkena sinar matahari dapat dikatakan sebagai kabar bohong.

Klaim : Virus corona mati saat terkena sinar matahari
Rating : Salah/Disinformasi


Baca juga: PT KAI operasikan Rail Clinic untuk antisipasi penyebaran Covid-19

Baca juga: Mendagri keluarkan radiogram ke kepala daerah terkait virus Corona

Baca juga: Pejabat OPEC hindari pelukan, salam dengan kaki di tengah corona

Pewarta: Tim JACX dan Kominfo
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020