Pengadilan PBB untuk Lebanon Mulai Bekerja

25 Februari 2009 08:34 WIB
Den Haag (ANTARA News) - Pengadilan khusus untuk Lebanon, yang dibentuk oleh PBB guna mengadili para tersangka dalam pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafik al-Hariri, akan mulai bekerja hari Ahad, panitera pengadilan itu mengatakan, Selasa.

Pemerintah Lebanon telah menangkap tujuh orang, termasuk empat jenderal, berkaitan dengan serangan pemboman itu, dan panitera Robin Vincent mengatakan ia mengharapkan penuntut akan minta mereka untuk dikirim ke Den Haag.

Jaksa penuntut, Daniel Bellemare, tidak menghadiri konferensi pers itu, dan para penyidik PBB belum menyebut nama tersangka.

Bellemare telah mengatakan ia yakin kasus itu dapat dipecahkan dan meminta kesabaran ketika ia sedang mengumpulkan bukti-bukti. Ia mengatakan pembukaan pengadilan itu tidak berarti acara kerja hukum akan mulai dengan segera, dan penyelidikan akan diteruskan.

Pembukaan pengadilan itu empat tahun lebih sedikit sejak al-Hariri dan 22 orang lagi tewas dalam ledakan bom mobil di Beirut pada 14 Februari 2005.

Pembunuhan al-Hariri telah memicu kegaduhan di seluruh dunia dan beberapa politikus anti-Suriah mengatakan Suriah berada di belakang pemboman itu, tuduhan yang dibantah keras oleh Damaskus.

Vincent mengatakan pengadilan itu, yang dibentuk atas permintaan Lebanon, akan memiliki anggaran 51,4 juta dolar AS pada 2009 dan bahwa Lebanon, yang akan menyumbang 49 persen dari anggaran tersebut, telah melakukan pembayaran uang muka yang signifikan. Sisanya akan datang dari sumbangan sukarela dari negara-negara anggota.

"Kami memiliki uang lebih dari cukup ... keuangan pengadilan ini di sebuah negara yang kaya sekali," ia mengatakan pada konferensi pers di sebuah gimnasium di gedung pengadilan itu, yang segera akan diubah menjadi ruang pengadilan.

Vincent mengatakan pengadilan itu memiliki 60 hari dari ketika penuntut menjabat hingga meminta pemerintah Lebanon mengirim orang dan bukti ke Den Haag.

Para tersangka yang telah dikirim ke Den Haag akan dijaga dalam sebuah sayap terpisah dari pusat tahanan Scheveningen, yang juga menampung tersangka Pengadilan Pidana Internasional dan Pengadilan Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia.

Jika dakwaan dikeluarkan, tersangka dapat menyerahkan diri kepada pengadilan itu secara sukarela, pengadilan dapat meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan tekanan atas semua negara untuk mengirim orang ke pengadilan itu atau pengadilan dapat mengadili tersangka tanpa kehadirannya.

Vincent mengatakan ia memperkirakan pengadilan itu akan menyelesaikan pekerjaannya dalam tiga hingga lima tahun.

Kasus pembunuhan al-Hariri telah menegangkan hubungan Suriah dengan Lebanon yang akhirnya memaksa Suriah menarik tentaranya yang telah ditempatkan di tetangga kecilnya itu selama beberapa dasawarsa.

Hubungan itu belakangan sedikit membaik setelah Presiden Bashar al-Assad bertemu dengan Presiden Michel Suleiman di Paris dalam satu acara yang diadakan oleh Presiden Prancis Nicolas Sarkozy.

Proses pengadilan itu dikhawatirkan akan kembali membuat tegang hubungan kedua negara.(*)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009