Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) menyambut baik penelitian untuk pengembangan vaksin COVID-19 dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi dan berharap dilakukan multi institusi agar hasil yang dicapai dapat menonjol secara nasional.Kita sangat 'welcome' dan sekarang kita memang punya skema bahwa penelitian itu tidak individual, tidak satu institusi ...
"Kita sangat 'welcome' dan sekarang kita memang punya skema bahwa penelitian itu tidak individual, tidak satu institusi, bahkan kita sudah dorong yang ada di RPJMN itu yang pelaksanaan riset yang flagship itu multi institusi," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristek Muhammad Dimyati menjelaskan skema penelitian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: RSUP Sardjito rawat satu pasien asal Jepang di ruang isolasi
Jika ada perguruan tinggi yang ingin mengajukan proposal penelitian pengembangan vaksin COVID-19 ke Kemristek, maka kementerian itu akan mempersilakan. Namun, pengembangan vaksin itu harus dilakukan melalui kolaborasi berbagai pihak untuk memaksimalkan hasil riset.
Dimyati menuturkan pihaknya tentu akan mendukung penelitian untuk pengembangan vaksin COVID-19, namun untuk sumber pendanaannya perlu dicarikan solusi bersama karena anggaran riset dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sudah dikucurkan pada agenda prioritas riset nasional yang telah dirancang sebelumnya.
Dimyati menuturkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah menyampaikan surat untuk pengajuan bantuan pendanaan pengembangan vaksin ke Kemrisek. Untuk itu, Dimyati menuturkan Lembaga Eijkman dan perguruan-perguruan tinggi serta pihak lain yang ingin terlibat pengembangan vaksin dapat saling berkoordinasi untuk mewujudkan kolaborasi riset.
Baca juga: Eijkman surati Menristek untuk pengembangan vaksin COVID-19
"Pokoknya sejauh aturannya diikuti dan karena ini Eijkman ada di depan silakan komunikasi dengan teman-teman supaya tidak sendiri-sendiri karena pengalaman kita kalau melakukan penelitian sendiri-sendiri tidak jadi apa-apa karena sudah puluhan tahun kita melakukan riset sendiri sendiri hasilnya tidak ada yang menonjol secara nasional," ujarnya.
Menurut Dimyati, jika masing-masing institusi atau pihak melakukan penelitian masing-masing terkait pengembangan vaksin COVID-29, maka hal itu dinilai kurang efektif. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama dan menghilangkan ego agar bisa berkolaborasi mencapai satu tujuan, yakni vaksin COVID-19.
Saat ini, terkonfirmasi dua Warga Negara Indonesia dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 merupakan ibu dan anak perempuannya. Kondisi mereka disebutkan berangsur membaik dan saat ini masih menjalani penyembuhan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Baca juga: Menristek: Eijkman dan Bio Farma intensif upayakan pembuatan vaksin
Baca juga: Dua kasus Covid-19 akan dijadikan sampel riset untuk temukan vaksin
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020