• Beranda
  • Berita
  • RSUP Wahidin Sudirohusodo masih isolasi satu pasien

RSUP Wahidin Sudirohusodo masih isolasi satu pasien

5 Maret 2020 20:11 WIB
RSUP Wahidin Sudirohusodo masih isolasi satu pasien
Mobil ambulans khusus penyakit menular disiagakan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar di gedung Infeksi Center di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (5/3/2020). ANTARA/Darwin Fatir.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan saat ini masih merawat satu pasien secara intensif di ruang isolasi Infection center, setelah dicurigai terpapar virus corona sepulang dari luar negeri karena mengalami panas tinggi disertai demam pada Selasa, 3 Maret 2020.

"Saat ini masih di dalam ruang isolasi, karena dalam masa pemantauan. Kondisinya sehat kok. Sebenarnya dia tidak dalam kondisi yang seperti yang kita khawatirkan (suspect corona). Dia hanya demam kemudian batuk, itu saja," tutur Kasubag Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo, Dewi Rizki Nurmala, kepada wartawan, Kamis.

Ia mengatakan, sebelumnya ada tiga orang yang dicurigai sepulang dari luar negeri, diduga terpapar virus corona atau COVID-19 sesaat tiba di bandara karena suhu tubuh cukup tinggi. Selanjutnya, sesuai prosedur, dokter kemudian melakukan pemeriksaan.

Baca juga: Presiden Jokowi contohkan cara cegah COVID-19 melalui video

Pemeriksaan awal pun sudah dilakukan melalui laboratorium dan radiologi. Dua orang dinyatakan negatif sehingga diperbolehkan pulang. Satu lainnya masih dirawat intensif di ruang isolasi menunggu hasil pemeriksaan swab atau sampel darah dan lendir yang dikirim ke Balitbangkes Jakarta.

"Hasil pemeriksaannya sementara ditunggu. Pemeriksaan yang sudah dilakukan itu ada pemeriksaan laboratorium, radiologi dan swap. Sisa swapnya yang ditunggu," kata Dewi.

Saat ditanyakan apakah pasien itu warga Indonesia, kata dia, orang Indonesia asal Sulsel dan saat ini masih dalam pengawasan. Sedangkan identitasnya tidak bisa disebutkan sesuai dengan alasan etika

"Kami dari pihak humas rumah sakit tidak bisa disebutkan. Sekali lagi identitas pasien kami tidak sebutkan. Sampelnya sudah diambil, bersangkutan kan ada batuk dan demam, makanya Swab-nya diambil," ulas dia.

Untuk mengetahui berapa lama pemeriksaan Swab dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan itu diketahui hasilnya, ia menuturkan dalam waktu dekat, mengingat masih ada antrean di sana.

"Bila hasil sudah ada, maka dokter bisa melakukan langkah-langkah selanjutnya, apakah boleh keluar atau masih dilanjutkan pemantauan," katanya menambahkan.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (tengah) saat meninjau gedung Infeksi Center di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (5/3/2020). ANTARA/Darwin Fatir.



Gubernur Sulawesi Selatan kepada wartawan seusai meninjau infeksi Center RSUP Wahidin Sudirohusodo, menyebut ada satu pasien masih dirawat di ruang isolasi. Namun demikian, belum bisa dipastikan pasien itu mengidap virus corona.

"Sampel darah kita sudah kirim ke Jakarta. Tapi sejauh ini kondisinya baik secara keseluruhannya. Tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan. Cuma memang kita perlu antisipasi," sebut Nurdin.

Baca juga: Pertamedika IHC siapkan tim siaga COVID-19

Ditanya soal pasien tersebut pernah melakukan perjalanan ke luar negeri, dia mengatakan, berdasarkan laporan terdeteksi pernah melakukan kunjungan ke India.

"Satu orang saja (di ruang isolasi). Dari India tapi transit Malaysia. Makanya kita masukkan dalam ruang isolasi. Tapi kita berharap tidak, karena kondisinya sangat baik kok. Ini antisipasi saja. Laki-laki, umurnya di atas 50 tahun," beber mantan Bupati Bantaeng dua priode itu.

Mengenai dengan bagaimana kapasitas RSUP apakah nantinya bisa menampung pasien sebagai langkah antisipasi, gubernur menegaskan cukup dan telah diinstruksikan seluruh rumah sakit di Sulsel menyiapkan ruang isolasi.

Baca juga: PMI Jatim terbitkan surat pelurusan terkait penulisan kata "suspect"

Berkaitan dengan tanggapan DPRD Sulsel yang mempertanyakan soal observasi penanganan virus corona yang memerlukan waktu panjang disebabkan keterbatasan alat kesehatan dan harus menunggu hasil dari Jakarta, kata dia, tahun ini diusahakan dilengkapi.

Sebab, tutur dia, Ini adalah sebuah pengalaman yang jadi acuan ke depan. Siapa yang pernah menyangka ada virus COVID-19 atau pupuler disebut corona. Jadi ini pembelajaran untuk menyiapkan diri.

"Kalau perlu lima sampai 10 menit kita sudah tahu hasilnya. Jangan lagi kita kirim. Bayangkan dalam proses pengiriman (sampel) itu, tidak ada tindakan apa-apa. Tapi kalau kita punya alat sendiri, kita bisa memeriksa sendiri dan dicetak," katanya.

"Pengadaan alat bukan cuma rencana lagi, tapi ini sebuah keharusan. Termasuk ruang isolasi, saya bilang tahun ini kita adakan," tambahnya dia mengusulkan.

Untuk rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan corona di Sulsel yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSU Andi Makkasau Kota Parepare, RSU Lakipadada Tana Toraja, RSU Akademis Jaury Makassar, RS Islam Faisal Makassar, dan RSUD Sinjai di Kabupaten Sinjai.

Gubernur juga memastikan Dinkes Sulsel telah menyiagakan Posko Siaga Corona dengan informasi serta menyampaikan informasi seputar virus berbahaya itu. Bila ada warga terdeteksi memiliki tanda-tanda terpapar maka tim langsung menjemput.

Baca juga: Kemenkes: Tidak ada bukti virus corona penyakit zoonotik
Baca juga: Lebak pantau tenaga asing cegah virus corona
Baca juga: Indonesia butuh panel ahli untuk penanganan krisis COVID-19

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020