"Kami sangat berterima kasih serta sangat mendukung kegiatan internasional ini bisa terlaksana di Bali. Kegiatan tersebut sangat penting sebagai ajang pelestarian budaya serta penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang banyak terkandung dalam kesenian wayang," kata Gubernur Bali Wayan Koster saat menerima audiensi dari jajaran Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) Indonesia, di Denpasar, Kamis.
Melalui agenda internasional tersebut, Koster mengharapkan mampu membantu mempromosikan Bali dan sekaligus membantu pariwisata Bali di tengah isu virus COVID-19 belakangan ini.
Terkait kesenian wayang, Koster melihat peminatnya di Bali sudah menunjukkan tren penurunan. Apalagi ditambah masuknya kesenian modern dari luar yang turut menggerus keberadaan kesenian wayang dan ketertarikan generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang.
"Pemerintah Provinsi Bali ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang ini di tengah perkembangan zaman. Bali sangat butuh wayang dan dalang, terlebih sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara tiga bulanan anak, ritual upacara dan lainnya," ujar Koster.
Pergelaran wayang, di sisi lain, juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun.
Sementara itu, Presiden UNIMA Indonesia TA Samudro Sriwijaya mengatakan Festival Wayang Internasional yang akan diikuti perwakilan dari 100 negara di dunia itu akan menghadirkan sekitar 100 peserta. Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis.
"Melalui festival ini juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional," ujarnya.
Rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 di sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Gianyar, Denpasar, dan Tabanan. Untuk acara pembukaannya direncanakan di Lapangan Astina, Gianyar.
Sementara untuk kongres akan dilaksanakan di Sanur, Denpasar, dan seminar imternasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar.
"Wayang yang ditampilkan tak hanya dari Indonesia, tetapi juga aneka kesenian sejenis wayang (marionette, Puppet show, dan sebagainya) dari negara peserta.
Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan "Bali Declarations" sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.
UNESCO pada 7 November 2003 telah mengakui wayang sebagai Mahakarya Warisan Budaya tak Benda Dunia yang kemudian disertifikasi pada tanggal 4 November 2008 di Paris.
Kemudian dilanjutkan pada upaya-upaya untuk menjadikan wayang tetap tumbuh dan berkembang hingga ditetapkannya tanggal 7 Februari sebagai Hari Wayang Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020