Otoritas Palestina pada Kamis (5/3) mencatat tujuh kasus virus corona di Tepi Barat yang diduduki.Tujuh warga Palestina kini menjalani karantina,
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaileh saat konferensi pers mengatakan bahwa tujuh warga Palestina dinyatakan positif tertular virus corona.
"Tujuh warga Palestina kini menjalani karantina," katanya.
Al-Kaileh menuturkan bahwa otoritas sudah memutuskan untuk menerapkan rencana darurat di Kota Bethlehem dan Yericho.
Dengan demikian, seluruh lembaga pendidikan dan pusat pelatihan di Kota Bethlehem akan ditutup selama 14 hari.
Seluruh masjid dan gereja, termasuk Gereja Kelahiran Bethlehem, juga akan ditutup selama dua pekan, yakni masa virus akan memperlihatkan gejalanya.
Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan status darurat di Kota Bethlehem dan Yericho di Tepi Barat terkait kasus dugaan virus corona.
Menurut Kementerian, satu hotel di Bethlehem sedang dikenai karantina setelah ada sejumlah kasus dugaan corona.
Virus corona, yang nama resminya disebut COVID-19, menyebar ke lebih dari 80 negara.
Wabah tersebut sudah menulari 95.000 orang lebih dan menelan lebih dari 3.200 korban jiwa secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebagai bagian dari upaya untuk membendung wabah virus corona, banyak pemerintah yang menutup perbatasannya dan menghentikan sementara perjalanan darat maupun udara ke dan dari negara paling terdampak, seperti Korea Selatan, Italia dan China.
WHO, yang telah menyatakan wabah corona sebagai darurat kesehatan internasional, pekan lalu menaikkan level risiko global ke tingkat sangat tinggi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Otoritas Palestina larang turis asing ke Tepi Barat karena corona
Baca juga: Presiden Iran: Corona pengaruhi hampir seluruh provinsi
Baca juga: Indonesia larang masuk pendatang pernah kunjungi Iran, Italia, Korsel
Borobudur aman dari virus corona, kunjungan wisatawan normal
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020