Sekarang 'start up' baru melibatkan anak muda dengan pendidikan lebih baik, melek teknologi, dan punya visi bisnis ke depan untuk besar
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan usaha rintisan atau start up yang banyak digeluti kaum milenial saat ini merupakan pintu untuk memajukan ekonomi masyarakat di masa mendatang.
“Sekarang start up baru melibatkan anak muda dengan pendidikan lebih baik, melek teknologi, dan punya visi bisnis ke depan untuk besar justru menjadi masa depan ekonomi masyarakat,” kata Teten saat mengunjungi Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Teten gandeng aktivis brand lokal dongkrak citra UKM kuliner
Menurut Teten, usaha rintisan tersebut dapat terus berkembang dan besar di Indonesia, bahkan tanpa intervensi dari pemerintah, karena mereka tumbuh dengan bantuan inkubator swasta dan dana ventura.
Namun demikian, Kementerian Koperasi dan UKM akan berupaya membangun ekosistem usaha rintisan tersebut dengan menggandeng pihak swasta untuk memberikan pendampingan dan pembinaan hingga usaha rintisan tersebut memenuhi standar global.
Teten Masduki : UMKM penyangga ekonomi di tengah terjangan virus Corona
Baca juga: ICCI tawarkan konsep Start Up Coop dan Koperasi Platform
“Dan ini yang sedang kita dampingi sekarang, bagaimana produk UKM ini punya standarisasi, branding bagus, packaging menarik, sehingga bisa dipasarkan dalam jaringan yang pasarnya bisa di dalam negeri maupun di luar negeri atau global,” ujar Teten.
Demikian pula dengan pengembangan koperasi di Indonesia, yang saat ini masih menerapkan model bisnis lawas, di mana koperasi simpan pinjam masih menjadi yang terpopuler.
Berbeda dengan koperasi di beberapa negara yang terbilang maju, koperasi di Indonesia menurut Teten perlu melakukan banyak pembenahan.
Baca juga: Usaha rintisan disarankan perkuat modal sosial bukan "bakar uang"
Koperasi salah satu negara yang patut dicontoh antara lain di Selandia Baru, yang menjadi koperasi susu terbesar di dunia.
“Koperasi agri di dunia itu besar-besar, kenapa di Indonesia tidak tumbuh, yang tumbuh hanya koperasi simpan pinjam. Koperasi produksi tidak tumbuh. Ini yang sekarang saya sedang pelajari, bagaimana ini masuk sektor komoditas, pangan, maritim dan teknologi,” papar Teten.
Dengan pembenahan koperasi tersebut, Teten optimistis bahwa UKM yang mendukung juga akan ikut naik kelas.
Baca juga: Kemenperin dorong kerja sama Indonesia-Korea tumbuhkan usaha rintisan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020