Grand Prix Bahrain tangguhkan penjualan tiket

6 Maret 2020 22:43 WIB
Grand Prix Bahrain tangguhkan penjualan tiket
Dokumentasi - Pembalap F1 Haas Kevin Magnussen beraksi saat GP Bahrain di Bahrain International Circuit, Sakhir, Bahrain, Minggu (31/3/2019). Hamilton menjadi juara, disusul rekan setimnya Bottas di tempat kedua. ANTARA FOTO/REUTERS/Hamad I Mohammed/pras.
Penyelenggara Grand Prix Bahrain telah menangguhkan penjualan tiket untuk balapan Formula 1 yang akan digelar bulan ini di saat mereka melakukan perhitungan berapa banyak penonton yang diperbolehkan berada di sirkuit menyusul wabah virus corona.

Juru bicara Sirkuit Internasional Bahrain menyatakan jika tergantung hasil penilaian, tiket yang telah terjual bisa diuangkan kembali atau malah lebih banyak tiket akan dijual.

"Cara terbaik untuk menggambarkannya adalah kami menghentikan sementara penjualan tiket," kata sang juru bicara seperti dikutip Reuters, Jumat.

Baca juga: Otoritas Melbourne yakin seri pembuka F1 2020 berjalan sesuai jadwal

Lewat pernyataan resmi, penyelenggara ingin memastikan pedoman yang tepat soal jarak yang berpengaruh terhadap kapasitas penonton dan penyesuaiannya.

"Tergantung dari angka final yang kami dapatkan terkait kapasitas... kami bisa menerbitkan tiket baru untuk dijual, jika kapasitas bertambah, atau kami akan mengembalikan uang kepada mereka yang sudah membeli tiket."

Grand Prix Bahrain akan digelar pada 22 Maret nanti satu pekan setelah seri pembuka di Australia. Namun sang juru bicara tak mau berkomentar terkait kemungkinan mengelar seri kedua di kalender Formula 1 2020 itu tanpa penonton.

Baca juga: Balapan Formula 1 terancam pembatasan perjalanan terkait virus corona

Baca juga: FIA tak mampu buktikan mesin Ferrari salahi regulasi 2019

Tahun 2019, Bahrain menarik sekitar 97.000 penonton selama tiga hari digelarnya Grand Prix, dengan 34.000 memadati Sirkuit Sakhir pada Minggu.

Balapan pertama di Timur Tengah itu masuk ke kalender F1 sejak 2004 dan kini digelar malam hari.

Sementara itu, wabah virus corona telah menimbulkan sedikitnya 2.476 kasus di daerah Teluk, di mana paling banyak menelan korban di Iran dengan 77 kematian. Sejumlah konser dan ajang olah raga juga telah dibatalkan atau ditunda.

Baca juga: Sistem kemudi Mercedes yang kontroversial adalah Formula 1 klasik

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020