"Tiga kasus positif virus corona telah tercatat di Provinsi Herat di Afghanistan barat," kata Wahidullah Mayar, juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat kepada Reuters.
Ia menambahkan bahwa dari 36 kasus yang diuji di Kabul, 33 di antaranya menunjukkan hasil negatif.
Herat berbatasan dengan negara tetangga, Iran, yang merupakan salah satu negara paling parah dilanda COVID-19 di luar China. Di Iran, tercatat ada lebih dari 4.000 kasus dan puluhan kematian akibat virus tersebut.
Mayar menyatakan kekhawatiran soal kerentanan perbatasan Afghanistan dengan Iran.
Jutaan orang Afghanistan tinggal dan bekerja di negara tetangga tersebut dan banyak di antara mereka menghadapi tekanan politik dan ekonomi untuk kembali.
Mayar mengatakan biaya pengujian akan membebani sistem kesehatan Afghanistan yang kekurangan dana akibat perekonomian negara itu rusak karena konflik bertahun-tahun. Setiap paket, yang berisi alat penguji untuk 50 kasus corona, berharga sekitar 1.600 dolar AS (sekitar Rp22,8 juta), katanya.
Kepala badan pengawas kesehatan Afghanistan Sayed Attaullah Sayedzai awal pekan ini mengatakan kepada Reuters bahwa negaranya telah menggandakan pemeriksaan keakuratan pengujian dengan mengirimkan tes ke Belanda.
Afghanistan juga, katanya, telah menyediakan ruang isolasi di pusat-pusat kesehatan di seluruh negeri.
Dia menambahkan bahwa, selain di Herat, ada dugaan kasus di enam provinsi
Sumber: Reuters
Baca juga: 15 wisatawan AS dikarantina di hotel Tepi Barat
Baca juga: Dokternya positif corona, klinik umum di Australia ditutup
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020