• Beranda
  • Berita
  • Rupiah Senin sore anjlok, dipicu meluasnya COVID-19 di luar China

Rupiah Senin sore anjlok, dipicu meluasnya COVID-19 di luar China

9 Maret 2020 17:14 WIB
Rupiah Senin sore anjlok, dipicu meluasnya COVID-19 di luar China
Ilustrasi: Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj).

Yang terupdate saat ini Maldives yang sudah mengumumkan sudah terjangkit Virus Corona, sehingga kondisi global semakin memburuk,

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore terkoreksi melemah seiring makin meluasnya wabah Virus Corona baru atau COVID-19 di luar China.

Rupiah ditutup melemah 150 poin atau 1,05 persen menjadi Rp14.393 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.

"Wabah Coronavirus saat ini sudah menyebar lebih dari 50 negara. Yang terupdate saat ini Maldives yang sudah mengumumkan sudah terjangkit Virus Corona, sehingga kondisi global semakin memburuk," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Disamping itu, lanjutnya, jatuhnya harga minyak mentah apalagi dibarengi perang tarif mengakibatkan harga minyak terpuruk lebih dalam dan turun hampir 30 persen di level 27,23 dolar AS per barel.

Sentimen lainnya, lembaga pemeringkat global Moody's menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,4 persen menjadi 2,1 persen. Hal tersebut menambah beban bagi bank sentral global untuk kembali bersama-sama menurunkan suku bunga dan menggelontorkan stimulus.

Baca juga: Presiden Jokowi susun kebijakan ekonomi makro atasi pelemahan global

S&P Global dalam sebuah laporannya menuliskan COVID-19 dapat menimbulkan kerugian pada perekonomian Asia Pasifik sebesar 211 miliar dolar AS atau setara dengan lebih dari seperlima output perekonomian RI dalam setahun.

Australia, Hong Kong, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand, diprediksi terancam terseret ke dalam jurang resesi. Lembaga tersebut juga merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk 2020 dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen.

Dari domestik, pemerintah dan Bank Indonesia mengakui bahwa kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian akibat perang dagang yang belum usai, COVID-19, dan ditambah lagi dengan perang tarif antara negara OPEC dan non-OPEC sehingga muncul ketidakstabilan pada ketahanan ekonomi dalam negeri, yang berdampak negatif terhadap mata uang Garuda.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.255 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.255 per dolar AS hingga Rp14.393 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.342 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.267 per dolar AS.

Baca juga: Sri Mulyani sebut APBN harus mampu jadi solusi dampak COVID-19

Baca juga: IHSG awal pekan anjlok, dipicu penurunan tajam harga minyak



 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020