"Masalah corona ini saya ingatkan masyarakat untuk hati-hati, jangan sembarangan menyebarkan info yang belum pasti," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19, Ricky R Darajat kepada wartawan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, selama ini Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Pemerintah Kabupaten Garut mendapatkan informasi tentang sebaran virus, termasuk menyebutkan nama dan alamat warga yang diduga terjangkit virus di media sosial.
Baca juga: Menkes diminta terbuka soal jumlah alat tes dan pasien corona
Padahal, lanjut dia, informasi tentang nama dan alamat rumahnya tidak boleh disebarluaskan karena akan berdampak buruk terhadap warga maupun keluarganya yang diduga terjangkit virus tersebut.
"Ada yang menyebarkan warga Garut terjangkit corona, disebutin alamatnya, padahal itu tidak boleh dan belum tentu juga corona, kita sendiri masih menunggu hasilnya, mudah-mudahan hasilnya hari ini," kata Ricky.
Ia menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Garut sejak Jumat (6/3) telah melakukan rapat intensif mengantisipasi merebaknya kasus virus corona termasuk membentuk Pusat Informasi dan Koordinasi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) untuk memberikan informasi akurat dalam penanganan wabah tersebut.
Ricky mengimbau masyarakat untuk tidak panik, dan termakan isu yang tidak benar terkait info wabah virus corona di Indonesia, khususnya di Garut.
Baca juga: Kemenag harapkan PPIU menjadwal ulang pemberangkatan jamaah umrah
Masyarakat, lanjut dia, sebaiknya menerapkan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari berbagai ancaman penyakit termasuk virus corona.
"Kami harap masyarakat untuk tetap tenang, jangan panik, dan tetap menjaga kesehatan dan lingkungan," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk mengatasi masalah wabah virus corona, termasuk di Garut ada laporan seorang warga yang diduga terjangkit virus tersebut sepulang dari Macau, China
Warga tersebut, kata dia, sudah mendapatkan penanganan medis di RSUD Garut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk mendapat penanganan medis secara intensif.
"Selanjutnya pasien dirujuk ke RSHS Bandung dan mengirim hasil pemeriksaan laboratorium ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan," katanya.***3***
Baca juga: ASDP cek suhu tubuh penumpang, antisipasi COVID-19
Baca juga: Terkait COVID-19, Permohonan papsor Imigrasi Palembang turun 50 persen
Baca juga: Fasilitas publik di Surabaya dilengkapi pengukur suhu tubuh
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020