Chief Product Officer Halodoc Alfonsius Timboel menjelaskan pihaknya sudah menggunakan teknologi AWS sejak awal perusahaan ini berdiri pada tahun 2016 silam. Dengan teknologi itu, berbagai manfaat yang diperoleh Halodoc antara lain optimalisasi biaya dan arsitektur server yang lebih tanggap terhadap lonjakan trafik secara mendadak.
"Misalnya, saat kasus virus corona ini merebak, terjadi lonjakan trafik dan transaksi di Halodoc, kapasitas server kita harus kuat untuk menghadapi hal itu. Bila masih konvensional, harus membeli rak server lagi, tambah orang, tapi dengan AWS semua sudah bisa tersistem dan langsung, sehingga dapat memenuhi pernintaan pasar," ujar Alfonsius
Halodoc telah menggunakan berbagai layanan dari AWS seperti Amazon Redshift, Amazon S3, dan Amazon RDS. Selain itu, analisis data di AWS juga memungkinkan tim manajemen memperoleh data yang lebih cepat sehingga membantu dalam mengambil keputusan (decision making).
Lebih lanjut, Alfonsius menambahkan, Halodoc telah memiliki 10 juta pengguna aktif per bulan. Halodoc juga menghubungkan antara pengguna aktif itu dengan 20 ribu dokter dan 1.800 apotek di seluruh Indonesia. Halodoc juga menjalin kerjasama dengan Gojek untuk pengiriman produk farmasi dari apotek di 85 kota di mana Gojek beroperasi.
"Dengan banyaknya jumlah dokter yang menjadi mitra, Halodoc juga mengadopsi machine learning guna memberikan proteksi bagi dokter dari cyber bulliying atau pasien nakal," tutup Alfonsius
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020