Lokakarya dibawakan oleh fotografer utama KBRI Pyongyang, Yohannes Philiph Joseph, menurut KBRI dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Lokakarya tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengembangan kapasitas SDM internal KBRI di ibu kota Korea Utara itu.
"Sementara kegiatan dan mobilitas orang asing dibatasi (lockdown) untuk pencegahan penyebaran COVID-19, kita dapat melakukan kegiatan internal yang positif dan produktif dengan mengadakan lokakarya fotografi ini. Tujuan lokakarya agar setiap staf KBRI Pyongyang memiliki kemampuan fotografi dasar untuk dapat menghasilkan foto-foto yang layak tampil kepada publik," kata Duta Besar RI untuk Korea Utara, Berlian Napitupulu, seperti disebutkan dalam keterangan itu.
Melalui foto yang baik, kata Berlian, KBRI Pyongyang bisa menggambarkan bagaimana pandangan masyarakat Korea Utara terhadap Indonesia.
Selama lokakarya, staf KBRI Pyongyang mendapat pengetahuan lengkap mengenai fotografi, baik secara teori maupun praktik, antara lain mengenai diafragma, kecepatan rana (shutter speed), ISO, framing dan angle.
Usai menerima paparan mengenai teori fotografi, seluruh staf melakukan praktik langsung di lingkungan KBRI Pyongyang.
Hasil tangkapan foto dari praktik tersebut kemudian dievaluasi bersama berdasarkan teori yang telah dipelajari.
Sejak tahun lalu hingga kini, kata Berlian, KBRI Pyongyang telah menyelenggarakan empat lokakarya, di antaranya soal penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, keprotokolan dan kekonsuleran, prosedur tetap keamanan, dan fotografi.
Baca juga: Indonesia sajikan rendang pada pertemuan Komite ASEAN di Pyongyang
Baca juga: Lewat surat, Kim Jong Un harap Korea Selatan bisa tangani wabah corona
Baca juga: WHO: "tak ada indikasi" kasus corona di Korea Utara
Upaya membangun perdamaian dan Denuklirisasi di semenanjung Korea
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020