• Beranda
  • Berita
  • Sumur resapan IAIN Salatiga bentuk Kampus Moderat Hijau

Sumur resapan IAIN Salatiga bentuk Kampus Moderat Hijau

11 Maret 2020 19:05 WIB
Sumur resapan IAIN Salatiga bentuk Kampus Moderat Hijau
Fasilitas sumur resapan atau bipori yang sedang dibangun hasil kemitraan USAID, pemerintah Indonesia dan unsur terkait di IAIN Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020). (ANTARA/Anom Prihantoro). (Foto : ANTARA/Anom Prihantoro).

Gagasan kampus hijau itu berupaya menerapkan konservasi air, oksigen, udara, merendahkan penggunaan pemicu meningkatnya emisi karbon,

Rektor IAIN Salatiga, Zakiyuddin mengatakan sumur resapan atau biopori yang sudah dan sedang dibangun merupakan perwujudan konsep Kampus Moderat Hijau karena berwawasan ramah lingkungan.

"Kampus serius secara bertahap untuk menjadi 'Green Wasathiyah Campus'," ujar Zaki di acara kunjungan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) di fasilitas sumur resapan IAIN Salatiga, Jawa Tengah, Rabu.

Dia mengatakan saat ini tiga kampus IAIN Salatiga sudah memiliki sekitar 20 sumur resapan dan tahun ini akan dibangun 10 buah lagi. Fasilitas tersebut agar dapat dicontoh kampus dan fasilitas umum lain sehingga dapat menangkap air hujan masuk ke tanah sehingga menjadi cadangan air baku dalam jangka panjang.
Ilustrasi sumur resapan/biopori penyerap air hujan. (USAID)


Seiring dengan konsep Kampus Moderat Hijau itu, Rektor IAIN Salatiga mengatakan desain kampus juga berwawasan lingkungan seperti desain arsitektur yang menempatkan sungai sebagai halaman depan.

Baca juga: USAID: Salatiga contoh nasional menabung air di tanah

Selain itu, tambah dia tata bangunan kampus diperbanyak menggunakan kaca sehingga mengurangi penerangan dalam ruangan yang menggunakan listrik atau memaksimalkan cahaya matahari.

"Gagasan kampus hijau itu berupaya menerapkan konservasi air, oksigen, udara, merendahkan penggunaan pemicu meningkatnya emisi karbon. Jadi kami coba bangun 'smart building' sehingga minimal penggunaan listrik untuk penerangan. Cukup dengan penerangan matahari dari pagi hingga sore hari," terang dia.

Saat malam hari, Zaki menyebutkan IAIN Salatiga sedikit menggunakan energi karena tidak ada kegiatan kuliah mahasiswa sehingga hanya tempat tertentu saja yang menggunakan penerangan menggunakan tenaga listrik.

Baca juga: USAID-pemerintah gaungkan menabung air jelang Hari Air Sedunia

Untuk konservasi air di kampus, kata dia setiap ruang terbuka tidak ditutup dengan semen tetapi dengan lantai paving blok yang memiliki celah untuk jalur serapan air ke tanah.

Adapun bentuk tata letak kampus berwawasan lingkungan tersebut, dia mengatakan merupakan hasil kemitraan IAIN Salaga dengan Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Semarang. IAIN Salatiga merupakan salah satu kampus Islam negeri yang kini memiliki 15 ribu mahasiswa yang tersebar di berbagai fakultas.

Baca juga: KLHK: Proyek adaptasi perubahan iklim bantu kurangi risiko bencana

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020