• Beranda
  • Berita
  • Pandemi corona, UN tetap diselenggarakan dengan kehati-hatian

Pandemi corona, UN tetap diselenggarakan dengan kehati-hatian

12 Maret 2020 05:28 WIB
Pandemi corona, UN tetap diselenggarakan dengan kehati-hatian
Pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno di Jakarta, Rabu (11/3). (ANTARA/Indriani)
Pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno mengatakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tetap diselenggarakan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 namun dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Bagaimanapun proses pendidikan tetap berjalan, termasuk UN tetap diselenggarakan namun dengan ekstra kehati-hatian," ujar Totok dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/3).

Pelaksanaan UN dengan menerapkan protokol kesehatan di satuan pendidikan berdasarkan Surat Edaran Menteri No 3 Tahun 2020. Protokol kesehatan tersebut harus diterapkan di semua satuan pendidikan di Tanah Air.

Baca juga: Kemendikbud harapkan pelaksanaan UN SMK terapkan protokol kesehatan

Untuk pelaksanaan UN, lanjut Totok, ada beberapa hal yang spesifik seperti tidak boleh adanya kontak fisik seperti salaman, cium tangan, dan sebagainya.

Sebelum pelaksanaan UN, tangan harus dibersihkan dengan cara cuci tangan atau disediakan "hand sanitizer" (penyanitasi tangan).

"Nantinya setiap sekolah didorong memiliki 'hand sanitizer'," tambah dia.

Totok juga meminta siswa yang sakit dengan gejala demam, pilek, batuk, dan sesak nafas tidak memaksakan diri untuk mengikuti UN. Peserta tersebut dapat mengikuti UN secara susulan.

Baca juga: Kemendikbud: 200 kompetensi keahlian diujikan pada UN SMK

"Kami siap melayani sesuai dengan kebutuhan siswa. Apalagi dengan UNBK jauh lebih mudah," terang dia.

Untuk pelaksanaan UN yang masih berbasis kertas, siswa diharapkan tidak meminjamkan alat tulisnya kepada siswa yang lain.

Selain itu, pada setiap jeda UN maka petugas sekolah akan membersihkan ruangan termasuk peralatan yang digunakan dengan disenfektan.

"Jika ada siswa yang mengalami gejala COVID-19, diharapkan kepala sekolah segera meminta yang bersangkutan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika terdapat kasus dalam jumlah besar, sekolah harus koordinasi dengan dinas pendidikan dan kesehatan," terang Totok.***3***

Baca juga: BSNP : penyelenggaraan UN mengacu pada aspek keamanan
Baca juga: BSNP sebut belum ada langkah khusus terkait pelaksanaan UN
 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020