"KKB dan corona adalah dua hal yang berlainan jenis, tetapi semuanya mematikan dan cukup mengkhawatirkan," kata Fikri melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Takut KKB, 1.572 orang dievakuasi dari Tembagapura
Ketua Panitia Kerja PON Komisi X DPR itu mengatakan hambatan dalam pelaksanaan PON XX di Papua yang dijadwalkan Oktober 2020 tidak hanya mencakup infrastruktur atau hal teknis lainnya, tetapi juga isu keamanan.
Selain isu virus corona dan COVID-19 yang sudah dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global, ancaman gangguan keamanan dari KKB juga terjadi menyusul aksi yang terjadi di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Baca juga: Empat kampung sekitar Tembagapura sudah kosong
"Kendala teknis pelan-pelan bisa disiasati, tetapi ancaman terbesar justru soal wabah virus corona dan gangguan keamanan," tuturnya.
Meskipun belum ada laporan kasus COVID-19 di Papua, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu khawatir penularan bisa terjadi karena interaksi banyak orang dari seluruh Indonesia yang hadir dalam kegiatan tersebut.
"PON XX diperkirakan akan dihadiri 36 ribu atlet dan ofisial dari 34 provinsi di Indonesia," ujarnya.
Apalagi, sejumlah kegiatan olahraga besar di beberapa negara juga sudah dibatalkan di beberapa negara karena pertimbangan wabah COVID-19.
Menurut Fikri, pembatalan kegiatan di beberapa negara itu lebih mengedepankan pertimbangan antisipatif daripada kerugian dana yang sudah dipersiapkan sejak jauh hari.
Namun, bukan berarti Fikri berharap PON XX akan dibatalkan. Dia berharap wabah corona di Indonesia segera mereda menyusul aktivitas virus tersebut yang semakin berkurang di negara asalnya, China.
"Sehingga pada waktunya PON XX di Papua nanti, wabah corona sudah benar-benar hilang," katanya. (TZ.D018)
Baca juga: RSUP Sardjito rawat satu pasien asal Jepang di ruang isolasi
Baca juga: Legislator: Rumah sakit perlu tahu jadwal kepulangan ABK
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020