"Melalui lomba video pendek dan diskusi film antarsiswa ini diharapkan memutus pergerakan dan mencegah berkembangnya teroris di Indonesia," kata Kasubdit Bina Masyarakat Direktorat Deradikalisasi BNPT Solihuddin Nasution di Batusangkar, Kamis.
Ia mengatakan, terorisme bisa dan mudah berkembang dengan pemikiran warga yang sempit sehingga berdampak pada perilaku yang bisa merusak generasi muda.
Bahkan paham radikal bisa berkembang dengan lingkungan dan pergaulan yang tidak baik serta perkembangan teknologi yang cukup deras.
"Bahkan perkembangan teknologi saat ini salah status penyumbang terbesar dalam tumbuh dan kembangkan teroris," katanya.
Ia mengatakan radikalisme selalu bermetamorfosis dalam perkembangan zaman tanpa mengenal usia dan status sosial.
Ia mengharapkan lomba video pendek antar siswa ini dapat memberikan para pemuda Indonesia untuk menyikapi perbedaan sebagai hal yang lumrah dan seharusnya dilihat sebagai kekayaan bangsa serta memberikan bekal kepada pemuda untuk melawan budaya gerakan radikalisme berupa Lomba Video Pendek yang diunggah ke YouTube.
Kemudian memberikan wacana dan pemahaman kepada para siswa mengenai pentingnya kearifan lokal masing-masing dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kemudian memberikan bekal kepada para siswa dan pemuda bangsa mengenai nasionalisme yang ingin dicapai oleh para pendiri bangsa dan memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan karakter siswa dalam mencintai Tanah Air dan bangsanya," katanya.
Pada kesempatan tersebut turut dihadiri Swastika Nohara penulis skenario layar lebar Indonesia pada penilaian video pendek bagi peserta.
Baca juga: BNPT, BUMN dan Kadin luncurkan buku panduan pencegahan radikalisme
Baca juga: Tiga WNI di Singapura bersalah, BNPT ingatkan berhati-hati berdonasi
Baca juga: Duta Damai Dunia Maya bentengi generasi muda dari narasi kekerasan
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020