Diakuinya, memang ada kelangkaan ketersediaan bawang putih dan gula di sejumlah pasar.
Baca juga: Peneliti: Jadikan harga parameter kebijakan impor pangan
Baca juga: Asosiasi Hortikultura harapkan izin impor bawang putih cepat keluar
Baca juga: TPID Kepri waspadai inflasi akibat kenaikan harga bawang putih
"Terdapat kelangkaan bawang putih dan gula. Kami sudah rapat dengan Kemendag dan Kementan untuk mengambil langkah-langkah administratif ataupun operasional untuk penyesuaian ataupun penstabilan harga," kata Brigjen Daniel saat dihubungi, Jumat.
Ia menyebut, langkah Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yakni dengan membuka keran impor untuk bawang putih dan gula.
"Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan RIPH (Rekomendasi Impor Produk Holtikultura), itu rekomendasi izin produk holtikultura yang ditindaklanjuti dengan keluarnya surat persetujuan impor dari Kemendag. Nah ini butuh waktu satu sampai dua minggu untuk realisasi datang barangnya," katanya.
Daniel menambahkan saat ini beberapa perusahaan importir sudah melakukan importasi. Namun di lapangan masih terjadi keterlambatan pemenuhan pasokan karena dampak wabah COVID-19.
"Mungkin di lapangan ada kesulitan masalah corona sekarang, itu jadi tantangan tersendiri. Tapi saya yakin mereka bisa atasi. Seluruh dunia merasakan dampak corona. Mungkin di China ada bawang putih tapi orangnya enggak ada yang mengerjakan. Itu sedang diupayakan sehingga barang bisa sampai Indonesia. Atau mungkin ada alternatif dari negara lain," katanya.
Dampak wabah virus COVID-19 mulai terasa di sektor perekonomian. Harga sejumlah bahan pokok seperti bawang putih, bawang bombay, gula hingga minyak di pasar-pasar mengalami kenaikan. Bahkan di beberapa daerah, persediaan bawang putih, bawang bombay dan gula kian menipis.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020