Kementerian Koperasi dan UKM menekankan pentingnya peran media massa untuk membantu memperbaiki citra dan persepsi publik yang lebih baik terkait koperasi sebagai badan usaha yang diamanatkan sebagai sokoguru perekonomian bangsa.Saat ini misalnya ada dua koperasi yang sudah IPO sejak 2003 melalui obligasi dari bisnisnya dan ada asosiasi koperasi besar dengan 35 anggota yang memiliki omzet sangat besar
Staf Khusus Menteri Koperasi Fiki Satari saat acara Orientasi Jurnalis KUKM tahun 2020 dengan tema "Koperasi dan UMKM Penyelamat Ekonomi Indonesia" di auditorium Kemenkop dan UKM, Jumat, mengatakan citra dan persepsi publik terkait koperasi harus diperbaiki menjadi lebih baik.
Apalagi saat ini, sudah ada koperasi Indonesia dengan omzet besar yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian rakyat.
“Saat ini misalnya ada dua koperasi yang sudah IPO sejak 2003 melalui obligasi dari bisnisnya dan ada asosiasi koperasi besar dengan 35 anggota yang memiliki omzet sangat besar,” kata Fiki.
Hal itu menjadi bukti bahwa sejatinya koperasi bisa mendapatkan kepercayaan publik sebagaimana badan usaha lain.
“Kita ingin model untuk mendapatkan dana dari publik melalui bursa saham ini bisa diikuti oleh koperasi yang lain. Kita targetkan minimal 5 koperasi yang kita dampingi, kita identifikasi, kita cek kesehatan keuangannya dan persiapan yang lain sehingga ada trust yang lebih bukan hanya koperasi IPO tapi persepsi publik berkenaan dengan koperasi semakin baik,” katanya.
Untuk itu, ia menilai pentingnya peran media massa untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Media massa misalnya menjadi instrumen yang efektif untuk menyosialisasikan program Kementerian Koperasi dan UKM kepada masyarakat.
Fiki Santari mengatakan, media adalah salah satu bentuk pengembangan ekonomi melalui koperasi dan UMKM. "Melalui media bisa dinarasikan berita-berita baik sehingga akan memunculkan kreativitas serta akan menimbulkan inspirasi buat Koperasi dan UKM untuk berkembang," ujarnya.
Plt Deputi bidang Pembiayaan Hanung Harimba Rachman juga mengatakan karena jumlah UMKM sangat besar maka Kemenkop dan UKM perlu bekerja sama dengan para jurnalis untuk memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada masyarakat.
"Diharapkan dapat memberikan kesamaan pandangan tentang Koperasi dan UKM, sehingga masyarakat informasinya lengkap," katanya.
Kemenkop dan UKM, imbuhnya juga perlu masukan-masukan dari para jurnalis untuk perbaikan Kementerian Koperasi dan UKM,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Direktur Utama LLP KUKM Leonard Theo Sabrata mengatakan perubahan gedung Smesco Indonesia dilakukan supaya ramah untuk produk-produk koperasi dan UKM, dengan tema SPARC Program.
Ini merupakan program komprehensif untuk lebih memajukan koperasi dan UKM. Bisnis yang dijalankan semuanya dengan sistem koperasi. Ia juga menggunakan tagline Sinergi, Social, dan Solidaritas.
"Kami sadar dengan anggaran yang relatif tidak terlalu besar maka harus bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun Smesco,” katanya.
Di tempat yang sama Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo menilai, LPDB sudah mempunyai pondasi yang baik meskipun perlu penyempurnaan. Saat ini LPDB KUMKM juga lebih fokus pada koperasi, terutama koperasi yang berbasis komunitas.
"Target penyaluran dana bergulir LPDB KUMKM untuk 2020 Rp 1,85 triliun, dimana 20 persen untuk non KSP dan 80 persen untuk KSP," jelas Supomo.
Sebelumnya Kepala Biro Umum Kemenkop dan UKM Haryanto sebagai ketua panitia mengatakan, orientasi jurnalis ini dilaksanakan guna mempererat hubungan antara wartawan dan Kemenkop dan UKM. "Jumlah wartawan yang mengikuti orientasi jurnalis KUKM tahun 2020 ini berjumlah 50 orang," kata Haryanto.
Baca juga: Kontribusi koperasi kepada PDB diproyeksikan tumbuh 2 kali lipat 2024
Baca juga: Koperasi bisa menjadi obat untuk kondisi perekonomian yang melambat
Baca juga: Koperasi dinilai efektif antisipasi potensi resesi, ini alasannya
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020