Tidak lama setelah satu kasus positif ditemukan, otoritas di Nairobi melarang penyelenggaraan acara skala besar dan akan membatasi perjalanan ke luar negeri.
Di hari yang sama, Ethiopia turut melaporkan kasus pertama positif COVID-19 yang ditemukan pada seorang warga berkebangsaan Jepang di ibu kota negara, Addis Ababa.
Temuan tersebut pun menyebabkan walikota Addis Ababa meminta masyarakat untuk menghindari pertemuan antarwarga dalam jarak dekat.
Kenya dan Ethiopia jadi dua negara di Afrika Timur yang melaporkan kasus pertama COVID-19. Wilayah Sub-Sahara sendiri tidak cukup berdampak pandemi tersebut dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, China, dan Amerika Serikat. Banyaknya temuan di wilayah tersebut disebabkan pemeriksaan pasien yang cukup cepat.
Sebagian besar kasus positif COVID-19 di negara-negara itu ditemukan pada warga asing atau orang yang berpergian ke luar negeri.
Banyak warga di negara-negara Afrika khawatir dengan kemampuan otoritas setempat untuk menangani COVID-19, penyakit yang telah ditemukan pada 127.000 orang dan mengorbankan 4.700 jiwa.
Kenya, negara termakmur di Afrika Timur yang jadi pusat dagang dan kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, merupakan negara ke-11 di wilayah Sub-Sahara Afrika yang melaporkan temuan positif COVID-19. Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 yang ditemukan di wilayah itu sebanyak 40 jiwa.
Sementara itu, Ethiopia merupakan negara berpenduduk kedua terbanyak di Afrika dengan 109 juta jiwa. Mirip Nairobi, Addis Ababa merupakan pusat dagang dan pemerintahan.
Menteri Kesehatan Kenya Mutahi Kagwe mengatakan pemerintah telah melarang seluruh pertemuan, pertandingan olahraga, acara keagamaan yang diadakan di luar ruangan, dan kegiatan-kegiatan skala besar lainnya. Walaupun demikian, sekolah-sekolah akan tetap dibuka, tetapi kegiatan yang melibatkan antarsekolah ditunda.
Sementara itu, pengelola transportasi publik diwajibkan menyediakan cairan pembersih tangan untuk penumpang dalam kendaraan. Pihak itu juga diharuskan membersihkan kendaraan secara berkala, kata Kagwe. Di tengah penyebaran COVID-19, otoritas di Kenya juga akan membatasi perjalanan dari dan ke luar negeri.
Beberapa saat setelah pengumuman kasus pertama di Kenya, banyak warga mendatangi supermarket di Nairobi untuk memenuhi keranjang dengan bahan pangan pokok seperti tepung jagung, air minum, cairan pembersih tangan, dan sabun.
Kagwe mengatakan pasien positif COVID-19 merupakan seorang warga berusia 27 tahun. Ia dinyatakan positif COVID-19, Kamis, setelah sempat transit di London pada 5 Maret.
Menteri kesehatan Kenya itu mengatakan pemerintah telah melacak orang-orang yang ditemui pasien, di antaranya termasuk penumpang pesawat. Tim khusus dari pemerintah juga akan mengecek suhu tubuh mereka selama dua pekan ke depan.
Sementara itu, kasus positif COVID-19 di Ethiopia ditemukan pada seorang warga Jepang berusia 48 tahun yang tiba di Addis Ababa pada 4 Maret, demikian keterangan dari Kementerian Kesehatan.
Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadese mengatakan pihaknya belum berencana membatalkan seluruh penerbangan. Namun, Walikota Addis Ababa Takele Uma Banti, lewat akun Twitter-nya, menganjurkan warga untuk "menghindari pertemuan dan kontak tangan".
Maskapai Kenya Airways telah memberhentikan sementara penerbangan ke China pada bulan lalu. Perusahaan itu juga menunda sementara jadwal penerbangan ke Roma dan Jenewa pada Kamis.
Kenya merupakan salah satu negara yang banyak mengimpor barang dari China serta negara Asia lainnya. Negara di Afrika Timur itu mulai menghadapi dampak adanya pandemi, khususnya dalam distribusi barang dan penurunan jumlah wisawatan.
Pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan dan lahan pekerjaan yang penting bagi Kenya.
"Tentu kami akan menghadapi dampak yang cukup parah," kata Menteri Pariwisata Kenya Najib Balala saat jumpa pers.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bertanding di Indonesia, kapten Kenya tidak cemaskan virus corona
Baca juga: Ghana, Gabon konfirmasi kasus pertama virus corona
Baca juga: Maskapai Afrika Timur tangguhkan penerbangan ke China
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020