"Tetap waspada, tapi tidak perlu panik berlebihan. Kami terus memonitor perkembangan situasi COVID-19, khususnya di Jatim," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat.
Baca juga: Antisipasi COVID-19, sekolah di Makassar meniadakan salaman
Saat ini, kata dia, Pemprov Jatim terus berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan Kementerian Kesehatan, sekaligus masih menelusuri pasien yang meninggal di Solo tersebut masuk dalam cluster mana.
"Sedang ditelusuri, termasuk riwayat perjalanan dan dengan siapa saja pasien tersebut berinteraksi," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Pemprov Jatim bersama Pemkab Magetan, lanjut dia, juga telah mengidentifikasi siapa-siapa yang yang memiliki kontak erat dengan pasien.
Baca juga: Dinkes Surakarta: 62 orang dikarantinakan mandiri setelah satu tewas
"Langkah opsi isolasi pun sudah dilakukan oleh rumah sakit rujukan sebagai langkah pencegahan," kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Kendati demikian, Khofifah juga menghimbau kepada siapapun yang merasa pernah berinteraksi dengan pasien tersebut untuk segera memeriksakan dirinya di rumah sakit rujukan terdekat.
"Jangan tunda jika mengalami gejala yang terindikasi virus COVID-19, seperti demam dan batuk. Kami menjamin seluruh pemeriksaan yang dilakukan tidak berbayar," katanya.
Khofifah juga yakin cara paling efektif dalam pencegahan COVID-19 adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta cuci tangan menggunakan sabun dengan cara benar.
Kemudian, jika batuk ditutup dengan siku, juga mengonsumsi buah-buahan, air putih dan olahraga cukup.
Baca juga: RS Wahidin imbau rujukan COVID-19 disertai foto thoraks
Baca juga: RSU Tarutung pantau pasien ke lima suspect corona dari Balige
Baca juga: RSUP Sanglah habiskan 15-20 APD untuk tangani satu pasien status ODP
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020