• Beranda
  • Berita
  • Dua warga Lembata NTT diisolasi setelah pulang dari Inggris

Dua warga Lembata NTT diisolasi setelah pulang dari Inggris

14 Maret 2020 13:49 WIB
Dua warga Lembata NTT diisolasi setelah pulang dari Inggris
Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday. (ANTARA/Asis Lewokeda)

saat kedua warga tersebut berada di Inggris, kasus COVID-19 belum menyerang negara tersebut

Wakil Bupati Lembata, Nusa Tenggara Timur, Thomas Ola Langoday mengatakan ada dua warga di daerah setempat sementara diisolasi setelah pulang dari Inggris untuk mengantisipasi masuknya virus corona (COVID)-19 ke daerah setempat.

“Dua warga ini merupakan suami-isteri yang diketahui pulang dari Manchester, Inggris, sehingga diisolasi di RSU Lewoleba sesuai langkah-langkah antisipasi masuknya virus COVID-19,” katanya ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan, rencananya keduanya yang berasal dari Kecamatan Nubatukan ini akan dikirim ke Maumere, Kabupaten Sikka, pada hari ini, Sabtu (14/3), untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Ia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, salah satu warga di antaranya selaku suami terdeteksi menderita penyakit apendisitis akut.

“Karena kami punya fasilitas pelayanan yang terbatas untuk mendeteksi COVID-19 maka dikirim ke RSUD dr. TC Hillers Maumere untuk diperiksa lebih lanjut,” katanya.

Baca juga: Berwisata ke Jepang, 32 warga Palu dalam pemantauan virus corona

“Jadi tidak benar mereka itu terserang COVID-19,” katanya menegaskan.

Dia mengatakan, pada saat kedua warga tersebut berada di Inggris, kasus COVID-19 belum menyerang negara tersebut.

Namun, mungkin saja dalam perjalanan pulang hingga tiba di Lembata pada 29 Februari 2020 bisa melewati wilayah atau negara yang sudah terserang COVID-19.

“Karena itu perlu menjalani pemeriksaan, tapi karena di RSU Lewoleba belum ada peralatan sehingga belum dideteksi apakah sudah terserang COVID-19 atau tidak, yang sudah terdeteksi bahwa si suami ini menderita apendisitis akut,” katanya.

Thomas mengatakan, hasil lengkap terkait kondisi kesehatan mereka akan diketahui setelah menjalani pemeriksaan di RSUD dr. TC Hillers Maumere yang merupakan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 yang ditunjuk Kementerian Kesehatan.

Untuk itu, Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Univesitas Widya Mandira Kupang itu mengimbau masyarakat di daerah setempat agar tetap tenang, tidak panik, dan bekerja atau beraktivitas seperti biasa.

“Jangan sampai karena isu terserang corona lalu semuanya berdiam diri di rumah, tidak bekerja lagi yang membuat produktivitas menurun dan tentu berdampak buruk pada perekonomian di daerah,” katanya.

Baca juga: Polisi batasi izin keramaian untuk cegah penyebaran corona di Garut

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020