Serraj juga menuturkan bahwa pemerintah yang diakui secara internasional itu telah mengalokasikan 500 juta dinar Libya (sekitar Rp5,2 triliun) untuk memerangi corona jika virus yang telah menelan banyak korban jiwa itu mencapai Libya. Hingga kini, negara tersebut belum mengkonfirmasi kasus apa pun terkait COVID-19.
Libya, yang terpecah selama bertahun-tahun antara pemerintah saingan yang terlibat perang hampir satu tahun, tidak memiliki fasilitas isolasi yang memadai dan fasilitas-fasilitas lainnya untuk menangani virus tersebut, menurut kepala pusat pengendalian penyakit Libya kepada Reuters, Kamis (12/3).
Sumber: Reuters
Baca juga: Ada tembakan roket, bandara Tripoli kembali ditutup
Baca juga: Faksi-faksi militer Libya mulai berunding di Jenewa
Baca juga: Kualifikasi Piala Afrika 2021 juga terdampak pandemik COVID-19
Menjawab surat WHO, Indonesia laksanakan 9 protokol
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020