• Beranda
  • Berita
  • Penutupan tempat umum di Prancis, pelayanan KBRI Paris tetap berjalan

Penutupan tempat umum di Prancis, pelayanan KBRI Paris tetap berjalan

16 Maret 2020 10:13 WIB
Penutupan tempat umum di Prancis, pelayanan KBRI Paris tetap berjalan
Para pengunjung antre di Museum Louvre sementara para petugas menutup museum itu saat rapat staf, soal wabah virus corona, di Paris, Prancis, Minggu (1/3/2020). ANTARA/REUTERS/Gonzalo Fuentes/tm (REUTERS/GONZALO FUENTES)

BRI Paris dan KJRI Marseille telah mengaktifkan grup koordinasi sehingga secara langsung telah menghubungi perwakilan WNI, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), dan Asosiasi Indonesia di Prancis untuk mendapatkan informasi terkini kondisi WNI di selur

Pelayanan KBRI Paris terus berjalan khususnya untuk perlindungan warga negara Indonesia, menyusul kebijakan pemerintah Prancis untuk menutup semua tempat umum tak esensial  seperti restoran, kafe, bioskop, dan klub malam per 15 Maret 2020 untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.

Sejak terjadi kasus pertama COVID-19 di Prancis pada akhir Januari 2020, KBRI Paris telah mengikuti perkembangannya secara saksama.

KBRI aktif memberikan informasi secara reguler dan mengimbau WNI di Prancis untuk berhati-hati, menjaga diri, dan mengikuti arahan otoritas kesehatan setempat terkait COVID-19. Saat ini tercatat 4.023 WNI berada di Prancis.

"KBRI Paris dan KJRI Marseille telah mengaktifkan grup koordinasi sehingga secara langsung telah menghubungi perwakilan WNI, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), dan Asosiasi Indonesia di Prancis untuk mendapatkan informasi terkini kondisi WNI di seluruh wilayah Prancis," demikian keterangan tertulis KBRI Paris, Senin.

Untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19, KBRI Paris telah melaksanakan sejumlah langkah yakni pengecekan suhu badan bagi semua staf dan tamu yang akan memasuki gedung KBRI, keharusan membersihkan tangan menggunakan sabun cair yang disediakan bagi semua staf dan tamu KBRI.

Baca juga: Pulang dari Prancis, lima anggota DPRD Minahasa Tenggara diisolasi
Baca juga: Warga pulang dari Prancis jadi kasus pertama corona di Uzbekistan


Sebagai langkah antisipasi, setiap tamu KBRI Paris diwajibkan untuk mengisi formulir yang berisi data kontak yang dapat dihubungi dan pernyataan tidak pernah berada di lokasi yang diketahui banyak penyebaran COVID-19 baik di Prancis maupun luar Prancis dalam 14 hari terakhir.

KBRI Paris menunda/membatalkan semua kegiatan atau aktivitas yang melibatkan banyak orang sampai akhir April 2020, seperti kegiatan ibadah, promosi, dan aktivitas sosial yang dilakukan di KBRI Paris. Staf KBRI juga diminta untuk sementara tidak menerima tamu kecuali untuk hal penting.

KBRI Paris mengubah jam kerja layanan konsuler menjadi pukul 10.30–15.30 waktu setempat dan menyesuaikan jam kerja untuk menjaga jarak aman saat jam-jam sibuk bagi staf yang menggunakan transportasi umum.

Selain meminta staf yang kurang sehat untuk bekerja dari rumah, KBRI Paris akan terus melakukan penyesuaian terhadap berbagai langkah yang akan diambil dalam menghadapi penyebaran COVID-19 sesuai dengan situasi ke depan.

Perkembangan di Prancis

Hingga 14 Maret 2020 pukul 20.30 malam, jumlah kasus COVID-19 di Prancis mencapai 4.500, dengan penambahan 893 kasus dalam satu hari terakhir. Lebih dari 300 kasus dalam penanganan intensif.

Angka kematian saat ini sebesar 91 orang, bertambah 12 kasus dalam 1 hari terakhir.

Jumlah anggota Majelis Nasional terinfeksi COVID-19 bertambah tiga menjadi 12 orang, dan terdapat satu anggota senat yang terinfeksi COVID-19, serta Menteri Budaya dan Menteri Muda Ekologi.

Meskipun sejumlah tempat tutup, toko makanan, farmasi, SPBU, bank,  dan transportasi umum masih akan beroperasi.

Tempat ibadah tetap boleh buka, namun kegiatan keagamaan harus ditunda/dibatalkan untuk membatasi perjalanan, kontak, dan pertemuan antarmasyarakat.

Masyarakat Prancis diminta membatasi segala aktivitas dan mengurangi berbagai pertemuan, dan hanya menggunakan transportasi umum untuk kegiatan penting.

Dirjen Kesehatan Prancis menyampaikan bahwa situasi di negara itu berkembang menjadi epidemi di hampir seluruh wilayah Prancis.

Sebelumnya Pemerintah Prancis telah mengambil kebijakan untuk menutup seluruh sekolah dan universitas di Prancis mulai 16 Maret 2020 hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Pemerintah mengimbau dunia usaha agar sedapat mungkin karyawan dapat bekerja dari rumah dengan memanfaatkan sarana telekomunikasi, mengimbau masyarakat untuk tidak berjabat tangan dan tidak melakukan kebiasaan cium pipi  saat bertemu.

Pemerintah juga mengimbau agar masyarakat  menjaga jarak aman satu meter dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kemudian, masyarakat di Prancis diimbau untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya keluar Uni Eropa dan mereka dilarang mengunjungi panti wreda dan rumah orangtua, guna mengurangi potensi penularan kepada kelompok rentan dan lanjut usia.

Penyebaran COVID-19 di Prancis telah mengakibatkan pembatalan atau pemunduran jadwal sejumlah pameran, eksibisi, pertunjukan budaya, seni, konser, dan kegiatan olahraga selama Maret-April 2020.

Beberapa museum dan atraksi wisata di Paris seperti Eiffel Tower, Musée du Louvre, Musée d’Orsay, Château de Versailles, Disneyland Paris, dan pusat perbelanjaan juga telah mengumumkan penutupan sementara bagi pengunjung.

Baca juga: Menteri Prancis positif corona usai mengunjungi parlemen
Baca juga: Menteri Prancis positif corona usai mengunjungi parlemen

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020