• Beranda
  • Berita
  • Wall Street menukik, Dow Jones terperosok hampir 3.000 poin

Wall Street menukik, Dow Jones terperosok hampir 3.000 poin

17 Maret 2020 06:59 WIB
Wall Street menukik, Dow Jones terperosok hampir 3.000 poin
Gedung New York Stock Exchange. ANTARA/Shutterstock/pri. (Shutterstock)

Indeks Dow Jones terperosok 2.997,10 poin atau 12,93 persen menjadi 20.188,52 poin

Wall Street menukik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks Dow Jones anjlok hampir 3.000 poin, ketika langkah-langkah stimulus baru dari Federal Reserve gagal menenangkan pasar di tengah peningkatan kekhawatiran akan virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 2.997,10 poin atau 12,93 persen, menjadi ditutup pada 20.188,52 poin.

Baca juga: Wall Street melambung, bukukan kenaikan harian terbesar sejak 2008

Indeks S&P 500 jatuh 324,89 poin atau 11,98 persen, menjadi berakhir di 2.386,13 poin dan indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 970,28 poin atau 12,32 persen, menjadi 6.904,59 poin.

Dikutip dari Xinhua, semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir secara signifikan lebih rendah, dengan sektor real estat tersungkur 16,55 persen, mewakili kelompok berkinerja terburuk.

Indeks-indeks utama jatuh ke posisi terendah mereka di sesi akhir setelah Presiden Donald Trump mengatakan wabah COVID-19 bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan ekonomi AS bisa menuju ke resesi.

Dalam briefing di Gedung Putih pada Senin (16/3/2020), Presiden Trump juga mempertahankan harapan bahwa ekonomi akan mengalami rebound kuat setelah wabah berhasil dikendalikan.

Pernyataan itu muncul setelah Wall Street memulai pekan baru dengan aksi penjualan brutal.

Perdagangan dihentikan selama 15 menit tidak lama setelah bel pembukaan karena aksi jual yang tajam memicu pemutus sirkuit. Ini adalah ketiga kalinya pemutus sirkuit atau penghentian perdagangan diterapkan sejak pekan lalu.

Dalam pengumuman yang mengejutkan, Federal Reserve AS pada Minggu (15/3/2020) memangkas suku bunga acuan sebesar poin persentase penuh mendekati nol dan berjanji untuk meningkatkan kepemilikan obligasi setidaknya 700 miliar dolar AS di tengah meningkatnya kekhawatiran atas wabah COVID-19.

Pemotongan 100 basis poin datang hanya kurang dari dua minggu setelah langkah antarpertemuan sebelumnya, yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, gagal menenangkan kegelisahan pasar.

"Pedagang bereaksi hari ini dengan kaget, seperti, 'Jika mereka melakukan semua itu, semuanya pasti sangat buruk,'" Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (16/3/2020).

Langkah terbaru The Fed menyusul pernyataan darurat nasional Trump pada Jumat (3/3/2020), yang telah membuka 50 miliar dolar AS dalam bantuan federal untuk membantu memerangi penyebaran COVID-19 di seluruh negeri.

Pengumuman The Fed dan Trump adalah bagian dari eskalasi yang lebih luas dari respons global terhadap epidemi COVID-19, yang melibatkan kebijakan fiskal dan moneter.

Ayunan pasar yang berbahaya telah menjadi rutinitas untuk ekuitas AS akhir-akhir ini karena kecepatan dan tingkat keparahan wabah virus corona.

Untuk pekan yang berakhir 13 Maret, Dow terpangkas 10,4 persen, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing jatuh 8,8 persen dan 8,2 persen.

Baca juga: Dolar jatuh, penurunan suku bunga Fed gagal dorong selera risiko
Baca juga: Minyak turun tajam, WTI jadi 28,7 dolar/barel
Baca juga: Emas jatuh 30 dolar karena aksi ambil untung, perdagangan teknikal

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020