Kampus Universitas Muhammadiyah Riau menghentikan seluruh kegiatan perkuliahan di kampus dan mulai pembelajaran jarak jauh, sebagai aksi menutup diri sesuai anjuran WHO untuk mengantisipasi merebaknya virus corona."Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan ruang aplikasi online sesuai dengan kesepakatan keduanya, dan tidak perlu kontak fisik",
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Dr. Mubarrak di Pekanbaru, Selasa mengatakan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan 17-31 Maret 2020 sebagai upaya menutup diri sementara.
"Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan ruang aplikasi online sesuai dengan kesepakatan keduanya, dan tidak perlu kontak fisik", ucap Rektor UMRI.
Kebijakan tersebut ditempuh sesuai himbauan Presiden RI kepada masyrakat dan kepala daerah untuk tetap tenang dan tidak banyak beraktifitas di laur rumah, dan Surat Edaran Mendikbut RI tentang upaya pencegahan perkembangan dan penyebaran virus corona (COVID-19).
Baca juga: Gubernur: Sembilan pasien terduga COVID-19 di Riau hasilnya negatif
Himbauan pemerintah tersebut harus dilakukan apalagi orang berdatangan ke Pekanbaru dari Malaysia, Singapore dan lainnya pintu masuknya cukup banyak, melalui Bandara Dumai dan Pekanbaru, juga Pelabuhan laut dari Dumai, Bengkalis, Meranti, Tembilhan, untuk darat pun dari seluruh provinsi sehingga perlu terlibat bersama-sama dan Riau UMRI perlu jaga diri sebaik mungkin.
"Oleh karenanya selama lockdown UMRI juga akan melakukan mitigasi penyebaran covid -19 yaitu pengadaan thermal scanner, sterilisasi ringan penggunaan hand sanitizer bagi pengunjung dan strelisasi disinfektan di kawasan kampus," katanya.
Berkenaan dengan wiusda yang telah dijadwalkan pada 4 April 2020, maka prosesi akan ditunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan, sedangkan pengambilan ijazah dapat dilakukan mulai 4 April 2020 di prodi masing-masing.
Sementara itu pada Senin 16 Maret 2020 UMRI meluncurkan 4 sistem layanan demi menunjang kegiatan akademik maupun non akademik di antaranya SiPaTo online, SiRaTu online, dan SiLat online. SiPaTu online, merupakan sistim layanan akademik terpadu, sistim ini membantu segala kebutuhan administrasi mahasiswa mulai dari pengajuan surat bersifat akademik hingga aproval-nya.
"Sistem ini telah terintegrasi dengan akun masing-masing mahasiswa, sedangkan SiJaMu online merupakan sistem penjamin mutu yang tetap memonitoring kegiatan akademik secara online, bertujuan agar kualitas belajar-mengajar tetap berlangsung baik," katanya.
Baca juga: Tujuh pasien di Riau dinyatakan negatif COVID-19
Ia menjelaskan, siRaTu online merupakan sistim seminar terpadu, dimana kegiatan seminar penelitian mahasiswa mulai pengajuan proposal hingga laporan hasil dilakukan menggunakan sistem ini sehingga meminimalisasi adanya mass ghatering di kalangan sivitas UMRI. Sedangkan dan SiLaT online merupakan sistiem layanan terpadu yang mendukung berjalannya kegiatan non akademik segenap sivitas UMRI.
"Keempat layanan terpadu ini akan dievaluasi kembali manfaatnnya sewaktu-waktu," katanya.
Selain itu pada 15 maret 2020 oleh Fakultas MIPA dan kesehatan UMRI berlabelkan UMRI sanitizer dan produksi hand sanitizer ini diolah oleh dosen prodi kimia Rahmadini Syafri BSc, M.Sc. bersama sejumlah mahasiswa prodi kimia, dengan ukuran produk 60 mililiter dan tahap awal baru 200 botol yang hanya dipakai oleh kalangan sivitas akademika UMRI atau belum diperjual belikan karena belum memiliki izin edar dari BPOM Pekanbaru.
"Tim produksi UMRI sudah memproduksi lima varian dengan aroma lavender, lemon, stroberi, tea tree dan jasmine, produk ini dibuat bahan etanol sesuai standar WHO, pelembut kulit dan minyak esensial," katanya.
Baca juga: Terduga COVID-19 di Riau bertambah jadi delapan orang
Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020