• Beranda
  • Berita
  • Sebagian kampung sekitar Tembagapura sudah dikuasai aparat TNI-Polri

Sebagian kampung sekitar Tembagapura sudah dikuasai aparat TNI-Polri

17 Maret 2020 14:52 WIB
Sebagian kampung sekitar Tembagapura sudah dikuasai aparat TNI-Polri
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata. ANTARA/Evarianus Supar
Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata menyebut sejumlah perkampungan sekitar Kota Tembagapura kini sudah dikuasai oleh aparat gabungan TNI dan Polri setelah lokasi itu diduduki kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Sebagian sudah kita kuasai. Tentunya ada strategi lebih lanjut untuk segera mengamankan seluruh kampung-kampung di sekitar Tembagapura, khususnya Kampung Opitawak dan Banti. Kami tidak akan gegabah masuk ke sana untuk meminimalisasi jatuhnya korban dari aparat kita," kata AKP Era Adhinata.

Kapolres mengatakan bahwa kawasan sekitar Polsek Tembagapura, termasuk Kampung Utikini yang selama ini sering kali menjadi lokasi persembunyian KKB untuk melakukan teror penembakan, sepenuhnya sudah dikuasai oleh aparat TNI/Polri.

Baca juga: Pos Rawan pedalaman Mimika siaga satu pascapenembakan Pos Jila

"Gunung-gunung yang ada di belakang Polsek Tembagapura itu sudah kita kuasai semuanya," ujarnya.

Kapolres mengatakan bahwa penegakan hukum terhadap KKB yang melakukan teror penembakan baru bisa dilakukan efektif setelah seluruh warga empat kampung sekitar Tembagapura, yaitu Kimbeli, Banti 1, Banti 2, dan Opitawak dievakuasi ke Timika lebih dari sepekan lalu.

Awalnya, aparat fokus menguasai Kampung Utikini, lokasi penembakan.

Pada tanggal 13 Maret, kata AKBP Era Adhinata, aparat gabungan TNI/Polri berusaha menyeberang ke lokasi persembunyian KKB, tepatnya di Bukit Sangker.

Pada saat itu, lanjut dia, terjadi kontak senjata pertama kali. Dua hari kemudian terjadi lagi kontak senjata. Aparat mengamankan beberapa pucuk senjata di sana dan menembak mati empat anggota KKB.

Berdasarkan hasil penyelidikan oleh pihak kepolisian disebutkan bahwa senjata milik KKB yang ditemukan di lokasi kontak tembak, daerah Wini, diketahui merupakan senjata hasil rampasan dari Polsek Pirime pada tahun 2012.

Berikutnya, satu senjata hasil rampasan dari Polsek Kuririk di akhir 2015. Satu lagi senjata api jenis Thomson milik KKB yang diamankan hingga kini masih diselidiki lantaran tidak diketahui nomor serinya.

Adapun jenazah empat anggota KKB yang tertembak saat kontak senjata pada tanggal 15 Maret itu sudah dibakar oleh kelompoknya.

Baca juga: Anggota TNI korban penembakan KKB di Koramil Jila meninggal di Timika

Baca juga: Warga Kimbeli tinggalkan kampung untuk selamatkan diri dari KKB


Kapolres mengatakan bahwa pihaknya mengetahui nama-nama empat orang itu dari media sosial milik KKB. Mereka sudah memberikan pernyataan yang membenarkan meninggalnya empat orang tersebut dan dua orang lainnya luka-luka lengkap dengan pangkat-pangkatnya.

"Bahkan, jenazah berjenis kelamin perempuan itu pangkatnya letnan kolonel," kata AKBP Era Adhinata.

Upaya yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri itu, kata Kapolres, murni dalam rangka penegakan hukum lantaran kelompok tersebut merupakan pelaku utama yang menembaki mobil patroli Polsek Tembagapura.

"Masih ada juga kelompok lain yang terlibat. Kami tidak bisa secara langsung menguasai semua wilayah, harus secara bertahap satu demi satu. Kalau mereka melakukan perlawanan, tentu kami akan melakukan tembakan balasan," ujarnya.

Kapolres menegaskan aparat TNI/Polri kini terus berupaya menguasai semua perkampungan sekitar Tembagapura dari keberadaan KKB.

Ia menegaskan bahwa pihaknya berupaya mengembalikan kondisi di sana seperti semula sehingga masyarakat yang saat ini turun di Timika bisa kembali ke kampung mereka untuk menjalani kehidupan secara normal.

"Kasihan masyarakat. Mereka sangat ketakutan dengan keberadaan KKB. Makanya, saat itu mereka meminta bantuan kami di Polsek Tembagapura untuk dievakuasi ke Timika," kata AKBP Era Adhinata.

Baca juga: Wabup Mimika: 614 warga Tembagapura minta dievakuasi ke Timika

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020