Guru di SMK Negeri 1 Kabupaten Garut, Jawa Barat, memproduksi "hand sanitizer" atau cairan pembersih tangan sendiri untuk mencegah wabah virus corona karena selama ini produk tersebut sulit diperoleh di pasaran sejak isu virus corona menyebar di Indonesia.kita ada sumber daya manusianya yang kompeten di bidang farmasi
"Hand sanitizer ini kita produksi sendiri, karena kita ada sumber daya manusianya yang kompeten di bidang farmasi," kata Kepala SMKN 1 Garut Dadang Johar Arifin di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, produk cairan praktis untuk mencuci tangan itu sudah sulit diperoleh di pasaran sejak beberapa waktu lalu sehingga SMKN 1 Garut inisiatif untuk membuatnya sendiri.
Baca juga: Cegah COVID-19 Rutan Makassar racik hand sanitizer
Baca juga: Blue Bird sediakan "hand sanitizer" guna pencegahan COVID-19
Cairan yang dikemas dalam botol itu, kata dia, akan dipergunakan untuk kebutuhan sekolah, terutama para guru dan karyawan sekolah agar tangannya selalu bersih dan terhindar dari kuman maupun virus.
"Pembuatan hand sanitizer minimal untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan siswa, meski sekolah kami sudah ada wastafel, dan sekarang diperbanyak, ide ini muncul karena mencari di toko-toko susah, kami punya inisiatif membuat karena ada jurusan farmasi," katanya.
Ia mengatakan, produksi cairan untuk mencuci tangan itu akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan siswa, guru serta karyawan di sekolah dan tidak diperjualbelikan di pasaran.
Kandungan produk tersebut, kata dia, cukup membutuhkan bahan baku seperti aquades, alkohol 96 persen, gliserol dan hidrogen peroksida untuk selanjutnya diolah hingga menjadi hand sanitizer yang siap dipakai dan aman.
Baca juga: Sejumlah kampus keluhkan kelangkaan bahan baku "hand sanitizer"
Baca juga: Sikapi kelangkaan cairan pembersih tangan, UMM produksi secara masal
"Untuk rekan atau masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan, kami juga akan menyiapkan, akan diberikan karena berhubungan dengan kemanusiaan," katanya.
Sementara pembuatan hand sanitizer itu, kata Dadang, sebagai kegiatan mengisi waktu para guru di sekolah selama diberlakukan siswa belajar di rumah.
Meski siswa harus belajar di rumah, kata Dadang, para guru tetap produktif dan melakukan aktivitas membimbing anaknya melalui teknologi komunikasi serta kegiatan sekolah lainnya.
"Kita terus membimbing anak-anak belajar di rumah, para guru juga melaksanakan kegiatan produktif di sekolah di antaranya pembuatan hand sanitizer," katanya.
Baca juga: Dinkes Surabaya produksi "hand sanitizer" untuk dibagikan ke publik
Baca juga: Cara LIPI cegah virus corona dengan hand sanitizer sederhana
Baca juga: FTI UMI beberkan buat "hand sanitizer" murah
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020