Presiden Tayyip Erdogan menyarankan rakyat Turki pada hari Rabu untuk tinggal di rumah selama tiga minggu sebagai upaya meminimalkan kontak sosial hingga ancaman virus corona menurun.Warga kami yang akan pergi ke kantor harus langsung kembali ke rumah setelah mereka selesai bekerja
Meskipun demikian Erdogan tidak mengatakan kepada rakyat Turki untuk meninggalkan pekerjaan mereka.
Kemudian, Turki mengumumkan kematian kedua akibat virus corona dan jumlah kasus virus corona menjadi 191 di saat pemerintah gencar memerangi COVID-19 dengan menutup kafe, melarang shalat berjamaah dan menghentikan penerbangan ke 20 negara.
"Tak satu pun dari warga negara kami harus meninggalkan rumah mereka atau melakukan kontak dengan siapa pun, kecuali jika benar-benar diperlukan, sampai ancaman itu hilang," kata Erdogan dalam pidatonya setelah pertemuan para pejabat tinggi di Ankara untuk menangani wabah virus corona.
"Warga kami yang akan pergi ke kantor harus langsung kembali ke rumah setelah mereka selesai bekerja," katanya.
Baca juga: Turki karantina ribuan anggota jamaah umrah yang tiba di Tanah Air
Baca juga: Turki bakal ekspor alat deteksi corona ke Uzbekistan dan Kyrgyzstan
Erdogan juga mengatakan Turki akan menunda pembayaran utang dan mengurangi beban pajak di berbagai sektor sebagai bagian dari paket langkah-langkah baru sebesar 100 miliar lira (15,4 miliar dolar Amerika Serikat) untuk mendukung perekonomian dan mengurangi dampak pandemi virus corona.
Sebelumnya, presiden meminta bank untuk tidak membatasi pinjaman dan perusahaan untuk tidak mengurangi pekerjaan.
Erdogan juga bersumpah untuk mendukung maskapai nasional, Turkish Airlines.
Di antara langkah-langkah spesifik, ia mengatakan pajak akomodasi Turki sedang ditangguhkan hingga November untuk mendukung sektor pariwisata utama, yang menyumbang sekitar 12 persen dari ekonomi.
Pembayaran utang perusahaan yang terkena dampak virus corona akan ditunda selama minimal tiga bulan, sementara pajak pertambahan nilai dan pembayaran jaminan sosial untuk berbagai sektor juga akan ditangguhkan, kata Erdogan.
Dia menambahkan bahwa pajak pertambahan nilai untuk penerbangan domestik dipotong menjadi 1 persen dari 18 persen.
Batas jaminan kredit akan menjadi dua kali lipat yaitu menjadi 50 miliar lira.
Departemen Keuangan akan menjamin pinjaman untuk usaha kecil dan menengah.
Saat pemulihan
Turki telah menangguhkan shalat berjamaah di masjid-masjid. Kafe, tempat olahraga dan hiburan ditutup sementara.
Pemerintah juga memperpanjang larangan penerbangan ke 20 negara, termasuk tujuan utama negara Eropa.
Sebelum pertemuan hari Rabu, Erdogan mengatakan bahwa virus corona menghantam Turki seperti baru pulih dari krisis keuangan pada 2018. Tetapi akan ada peluang besar pulih jika bisa mengendalikan wabah dalam beberapa minggu mendatang.
"Tidak mudah untuk menjaga semua roda perekonomian berputar sambil memerangi virus corona," katanya pada awal pertemuan dengan para menteri, bankir dan pemimpin bisnis.
"Jika kita dapat mengelola situasi ini dengan baik selama beberapa minggu ini dan menginformasikan bahwa kita dapat mengendalikan virus corona, maka keadaan menjadi lebih baik dari yang diharapkan," tambahnya.
Ekonomi Turki terpukul oleh krisis mata uang pada tahun 2018 dan lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar sejak akhir 2017, termasuk penurunan 8 persen tahun ini karena virus corona.
Ekonomi kembali menguat di bagian akhir tahun lalu, tumbuh 6 persen pada kuartal keempat setelah langkah pemerintah untuk meningkatkan aktivitas ekonomi.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga ekonomi pada jalurnya, bank sentral Turki memangkas suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin pada hari Selasa, dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung pasar keuangan yang bergejolak.
Sumber : Reuters
Baca juga: Turki tutup kafe, hentikan shalat berjamaah karena virus corona
Baca juga: Warga demam tinggi di Turki jadi kasus pertama corona
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020