• Beranda
  • Berita
  • Fabrikasi proyek migas Jambaran-Tiung Biru pindah ke dalam negeri

Fabrikasi proyek migas Jambaran-Tiung Biru pindah ke dalam negeri

19 Maret 2020 12:27 WIB
Fabrikasi proyek migas Jambaran-Tiung Biru pindah ke dalam negeri
I;ustrasi: Pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019). Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PT PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pras.

Jadi memang Corona ini memberikan tantangan sendiri dalam proyek ini

PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PT Rekayasa Industri (REKIND) memindahkan sebagian proses fabrikasi dalam Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) ke dalam negeri akibat beberapa negara produksi infrastruktur mengalami lockdown karena wabah Virus Corona baru atau COVID-19.

“Fabrikasi kita pindahkan ke dalam negeri penyusunannya, ada Barata Indonesia. Jadi memang Corona ini memberikan tantangan sendiri dalam proyek ini,” kata Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan dalam konferensi jarak jauh yang dihadiri Antara di Jakarta, Kamis.

Pandemi COVID-19 menyebabkan kondisi lockdown di beberapa negara tempat fabrikasi peralatan dan material, seperti Italia, Korea, dan China.

Hal ini berpotensi memberikan dampak pada proses pengadaan perlengkapan dan material proyek.

Mengantisipasi hal tersebut, PEPC dan REKIND bersama-sama melakukan koordinasi secara intensif dengan vendor-vendor terkait sebagai upaya menjaga pengiriman perlengkapan dan material tidak mempengaruhi target gas on-stream Juli 2021.

Sementara itu Direktur Utama REKIND Yanuar Budinorman mengatakan bahwa proses penyusunan fabrikasi tidak ada kendala. Selain itu, sudah ada beberapa bagian besar yang sengaja didatangkan lebih awal untuk mempercepat proses.

“Dengan kolaborasi yang solid bersama PEPC, REKIND optimis target on-stream Juli 2021 dapat dicapai," tegas Direktur Utama REKIND, Yanuar Budinorman.

Ia mengatakan saat ini hampir seluruh pekerjaan engineering telah selesai. Sedangkan progress procurement sudah mencapai lebih dari 63 persen. PEPC dan REKIND telah melakukan upaya kepada pabrikan SAU untuk mempercepat jadwal pengiriman dari semula 16 bulan menjadi 12 bulan.

Fabrikasi Acid Gas Incinerator (AGI) sedang berlangsung, sedangkan fabrikasi absorber sebagian sudah selesai dan sudah berada di lapangan. Pekerjaan konstruksi terbesar yaitu pengerjaan pipe rack sudah mencapai 50,2 persen dan akan selesai pada bulan April 2020.

Dengan demikian, PEPC dan REKIND optimis bahwa Proyek JTB yang bernilai 1,53 miliar dolar AS dapat on-stream secara tepat waktu.

Baca juga: Pertamina yakin proyek Jambaran Tiung Biru selesai sebelum target

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020