London (ANTARA News) - Indonesia memberi jaminan kepada Pemerintah Srilanka bahwa wilayah nusantara tidak akan digunakan untuk aktivitas gerakan macan tamil.
Jaminan itu diberikan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda saat berkunjung ke Srilanka selama dua hari, 29-30 Maret 2009.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, saat ditemui di Grosvenor House Hotel JW Marriott, London, Selasa, mengatakan selama ini memang belum ada preseden atau laporan yang menandakan aktivitas macan tamil telah memasuki wilayah Indonesia.
Namun, Pemerintah Srilanka meminta agar Indonesia menjaga wilayahnya agar personil gerakan militer Macan Tamil tidak memasuki dan beraktivitas di Indonesia, termasuk melakukan kegiatan pengumpulan dana.
"Indonesia menyampaikan bahwa wilayah nasional kita tidak akan digunakan untuk aktivitas yang menyebabkan disintegrasi suatu negara," ujar Teuku.
Jaminan itu, menurut dia, disampaikan berulang kali oleh Menlu Wirajuda saat bertemu dengan menteri luar negeri Srilanka, perdana menteri, maupun presiden Srilanka.
Kunjungan Menlu Wirajuda ke Srilanka selama dua hari merupakan kunjungan balasan dari Pemerintah Srilanka ke Indonesia.
Dari Srilanka, Menlu langsung menuju London untuk bergabung dengan delegasi Indonesia yang menghadiri konferensi tingkat tinggi G-20.
Selama kunjungan kerja di Srilanka, Teuku menjelaskan, Menlu Wirajuda memberikan ceramah tentang penyelesaian konflik Aceh secara damai.
Pemerintah Srilanka, menurut Teuku, sangat berminat menyimak penyelesaian konflik Aceh yang mungkin dapat ditiru untuk menyudahi aksi separatis Macan Tamil yang telah berlangsung selama 30 tahun.
Pada kunjungan di Srilanka, Menlu juga memberikan bantuan kepada Pemerintah Srilanka untuk pengungsi Tamil berupa beras, makanan, dan obat-obatan.
Setelah menghadiri forum G-20 di London, Teuku mengatakan, Menlu Wirajuda akan melawat ke Swedia selama tiga hari untuk melakukan kunjungan balasan.
Kunjungan itu, menurut dia, untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara terutama setelah Indonesia menempatkan kembali duta besarnya pada 2006 setelah sebelumnya empat tahun mengosongkan posisi tersebut.(*)
Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009