Pemkab Gowa pantau kesehatan Ijtima Asia

19 Maret 2020 16:02 WIB
Pemkab Gowa pantau kesehatan Ijtima Asia
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (dua dari kanan) bersama Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe saat memberikan penjelasan terkait pembatalan Ijtima Dunia Zona Asia 2020 di Pakkatto, Gowa. ANTARA/HO/Humas Gowa

membatalkan kedatangan ulama-ulama dari Bangladesh dan Pakistan

Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terus memantau kondisi kesehatan para jamaah tabligh yang hadir dalam Ijtima Dunia Zona Asia di Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, dr Hasanuddin di Gowa, Kamis, mengatakan, Ijtima telah resmi ditunda namun Pemkab Gowa akan terus memantau kesehatan para jamaah peserta Ijtima hingga semuanya kembali ke daerah masing-masing.

"Kami akan memantau sampai mereka pulang, siapa tahu ada gejala-gejala yang mengarah kena virus corona ini, tindakan itu merujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Misalnya jika suhu tubuh mencapai 38 derajat, kemudian ada batuk, nyeri tenggorokan segera kita akan rujuk," ujarnya.

Ia juga menambahkan, sejauh ini Pemkab Gowa telah melakukan upaya-upaya pencegahan COVID-19 ini, salah satunya dengan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi kegiatan.

Baca juga: Presiden Jokowi minta alat uji cepat COVID-19 segera didatangkan

"Dari kemarin kami sudah mulai lakukan penyemprotan dan hari ini Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa bersama Brimob Polda Sulsel juga kembali melakukan penyemprotan disinfektan. Kami juga melibatkan tiga puskesmas yaitu Puskesmas Bontomarannu, Parangloe dan Puskesmas Pattallassang," tambahnya.

Penanggung jawab Itjima Zona Asia 2020 H Tahir mengatakan penundaan atau pembatalan kegiatan ini karena melihat perkembangan situasi saat ini dan berdasarkan anjuran pemerintah dalam rangka mengatasi penyebaran virus corona tipe baru penyebab COVID-19.

"Kami dari pelaksana Ijtima Asia menyatakan untuk menunda kegiatan Ijtima dengan membatalkan kedatangan ulama-ulama dari Bangladesh dan Pakistan, ini sudah kami lakukan yang mestinya datang 18 Maret," katanya.

Selain itu, penyelenggara juga akan mempercepat proses kepulangan warga negara asing yang sudah ada di lokasi Ijtima dan telah menyiapkan tempat khusus untuk mengisolasi agar terpisah dari orang-orang lokal masyarakat Indonesia serta melakukan pengawasan dengan cara menyiapkan tenaga medis untuk memantau kesehatan para peserta Ijtima.

"Perlu juga kami sampaikan bahwa jamaah-jamaah asing yang hadir pada Ijtima ini adalah mereka-mereka yang sudah berada di Indonesia dua atau tiga bulan lalu yang visanya masih berlaku sebelum merebaknya virus corona. Untuk jamaah lokal mereka akan kami pulangkan secara berangsur-angsur secepatnya di daerah mereka masing-masing," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Sulsel apresiasi penundaan ijtima se-Asia terkait COVID-19

 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020