Tekanan yang dihadapi oleh staf Amazon di Prancis tidak dapat diterima, kata Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire pada Kamis, mengomentari serikat pekerja yang mengatakan bahwa mereka tidak akan dibayar jika mereka berhenti karena takut wabah virus corona.Tekanan-tekanan ini tidak dapat diterima, kami akan memberi tahu Amazon,
Beberapa ratus karyawan melancarkan protes di Prancis pada Rabu, menyerukan raksasa e-commerce AS itu untuk menghentikan operasi atau memberi kemudahan bagi karyawan yang tidak masuk bekerja selama epidemi.
"Tekanan-tekanan ini tidak dapat diterima, kami akan memberi tahu Amazon," kata Le Maire kepada stasiun radio France Inter, ketika diminta untuk mengomentari sikap Amazon terhadap para pekerjanya.
Pengecer di seluruh Prancis diperintahkan tutup selama akhir pekan lalu dalam upaya untuk mengendalikan penyakit, dengan hanya toko yang menyediakan makanan dan barang atau jasa dasar lainnya yang diizinkan untuk beroperasi.
Baca juga: Dua pegawai Amazon Italia terinfeksi virus corona
Baca juga: Amazon larang sejuta dagangan penangkal virus corona
Namun, pengiriman daring masih diperbolehkan.
Di gudang dan pusat pengiriman Amazon di Saran di luar Orleans, sebuah kota di selatan Paris, sekitar 250-300 pekerja memulai protes minggu ini, berkumpul di luar dan menyerukan penutupan.
Perwakilan Amazon tidak segera memberikan komentar pada Kamis. Tetapi dalam sebuah pernyataan pada Rabu tentang operasi di Prancis, perusahaan itu mengatakan mematuhi semua pedoman sanitasi karena memprioritaskan produk-produk penting seperti bahan pokok rumah tangga dan kebersihan dan persediaan medis.
Salah satu sumber yang dekat dengan Amazon mengatakan, perusahaan itu tidak mengakui hak pekerja untuk keluar dalam keadaan saat ini mengingat perusahaan itu benar-benar menerapkan protokol sanitasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belanja online membludak, Amazon akan tambah pekerja
Baca juga: Apple, Google, Amazon blokir aplikasi tidak resmi tentang virus corona
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020