• Beranda
  • Berita
  • DPRA nilai peralatan penanganan Virus Corona di RSUDZA masih minim

DPRA nilai peralatan penanganan Virus Corona di RSUDZA masih minim

19 Maret 2020 19:13 WIB
DPRA nilai peralatan penanganan Virus Corona di RSUDZA masih minim
Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin (tengah) saat melakukan inspeksi ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh, Kamis (19/3/2020). Antara Aceh/HO

Kami meminta Pemerintah Aceh segera melengkapi kekurangan peralatan untuk menangani pasien terkait Virus Corona

Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menyatakan peralatan penanganan Virus Corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh masih minim.

"Dari inspeksi kami ke RSUDZA, peralatan penanganan Virus Corona di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut masih minim," kata Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, di Banda Aceh, Kamis.

Peralatan yang minim untuk penanganan Virus Corona tersebut, kata Dahlan, di antaranya pakaian alat pelindung diri atau APD, masker serta lainnya. Sementara, jumlah pasien terus bertambah, kendati hingga kini tidak ada pasien positif COVID-19 di RSUDZA.
Baca juga: Pemerintah Aceh diminta perketat perbatasan cegah COVID-19

Selain itu, ruang isolasi masih terbatas. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi masih sedikit. Sekarang ini ada enam pasien dalam pengawasan dirawat di RSUDZA. Penambahan tempat tidur ruangan isolasi juga dilakukan, sehingga ke depan jumlahnya mencapai 24 tempat tidur.

"Karena itu, kami meminta Pemerintah Aceh segera melengkapi kekurangan peralatan untuk menangani pasien terkait Virus Corona. Peralatan dan perlengkapan yang memadai dengan sendirinya akan meningkatkan pelayanan dan penanganan Virus Corona," kata Dahlan Jamaluddin.

Politisi Partai Aceh itu menyebutkan Pemerintah Aceh memiliki anggaran tidak terduga sebesar Rp180 miliar yang dialokasikan dalam APBA 2020. Anggaran tersebut bisa digunakan untuk penanganan Virus Corona.

Selain itu, penanganan Virus Corona tersebut tidak hanya terbatas di RSUDZA saja, tetapi juga harus menyeluruh hingga fasilitas kesehatan lainnya, seperti rumah sakit kabupaten hingga puskesmas maupun puskesmas pembantu.

"Jika perlu, Pemerintah Aceh membentuk satuan tugas. Satuan tugas ini harus ada hingga ke level terbawah untuk penanganan Virus Corona. Penanganan virus ini juga harus sesuai standar WHO, badan PBB bidang kesehatan," kata Dahlan Jamaluddin.
Baca juga: Enam PDP COVID-19 dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020