Institute for Essential Services Reform (IESR) menyatakan, alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina pada 2021 bisa membawa dampak ganda yang positif bagi masyarakat Riau, selain manfaat ekonomi, juga pada berbagai sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.Sebagai BUMN, Pertamina bahkan bisa memberikan lebih kepada masyarakat lewat program-program tambahan.
"Sebagai industri ekstraktif dengan kapital besar seperti migas, memang bisa menciptakan multiplier effect," kata Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis. .
Dia mencontohkan, para pekerja Pertamina di Blok Rokan akan membelanjakan gajinya untuk barang dan jasa di lokasi sekitar atau di ibu kota.
Selain itu, tambahnya, terdapat aktivitas bisnis dari mata rantai produksi migas yang melahirkan permintaan barang dan jasa yang lebih tinggi sehingga akan menumbuhkan industri lain seperti restoran, hotel/penginapan dan jasa-jasa lain.
Dari sisi ekonomi, tidak hanya masyarakat merasakan manfaat namun juga Pemda setempat, yakni mendapatkan dana bagi hasil dan dapat pajak-pajak daerah dan masyarakat menerima bantuan CSR serta kesempatan kerja.
"Sebagai BUMN, Pertamina bahkan bisa memberikan lebih kepada masyarakat lewat program-program tambahan," katanya.
Baca juga: Kadin apresiasi konsistensi Pertamina EP giat mencari cadangan minyak
Terkait CSR, Fabby yakin bahwa Pertamina sudah memiliki berbagai program unggulan yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Termasuk bidang pendidikan anak, pembangunan infrastruktur dasar dan peningkatan sanitasi, pengelolaan lingkungan, serta pendampingan pada usaha kecil dan UMKM," katanya.
Baca juga: Pertamina layani pesan antar BBM dan LPG ke rumah
Di sisi lain, dia optimistis bahwa Pertamina mampu mengelola blok tersebut, karena selain sudah berpengalaman, BUMN tersebut juga merupakan salah satu operator ladang minyak terbesar di Indonesia.
Hanya saja, menurut Fabby, karena Rokan merupakan lapangan yang sudah mature dan melewati puncak produksi, Pertamina harus memastikan tingkat produksi optimal dan memperlambat laju penurunan (declining rate).
"Itu tantangan Pertamina. Untuk itu pula, diperlukan investasi dalam bentuk eksplorasi sumur dan penggunaan teknologi EOR," katanya.
Baca juga: Kelola Blok Rokan, Pertamina targetkan 20 sumur minyak
Pewarta: Subagyo
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020