• Beranda
  • Berita
  • BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit 2020 jadi 6-8 persen

BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit 2020 jadi 6-8 persen

19 Maret 2020 22:19 WIB
BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit 2020 jadi 6-8 persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis (23/1/2020). . ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Kredit menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya pada kisaran 9-11 persen sejalan dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020

Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan kredit pada 2020 menjadi 6-8 persen, dari sebelumnya 9-11 persen, seiring dengan makin tingginya ketidakpastian global karena penyebaran COVID-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis, mengatakan penurunan proyeksi ini juga sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 4,2-4,6 persen, dari sebelumnya 5,0-5,4 persen.

Baca juga: BI tinjau ulang pola V shape dampak COVID-19

"Kredit menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya pada kisaran 9-11 persen sejalan dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020," kata Perry.

Perry juga menyampaikan pertumbuhan kredit pada Januari 2020 masih berada pada kisaran 6,1 persen atau sedikit lebih baik dari 6,08 persen pada Desember 2019.

Meski demikian, pertumbuhan kredit diperkirakan akan membaik pada 2021 atau berada pada kisaran 9-11 persen seiring dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi.

Dalam kesempatan ini, Perry menambahkan rasio kecukupan modal perbankan (CAR) pada Januari 2020 tercatat sebesar 22,74 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross 2,77 persen dan net 1,08 persen.

Baca juga: BI dorong percepatan transmisi penurunan suku bunga kredit perbankan

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2020 tercatat mencapai 6,8 persen atau meningkat dari Desember 2019 sebesar 6,54 persen.

Sejalan dengan pencapaian ini, Bank Indonesia memproyeksikan DPK pada 2020 dan 2021 tumbuh masing-masing pada kisaran 6-8 persen dan 8-10 persen.

"Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan," ujar Perry.

Baca juga: BI: Rupiah tertekan akibat turunnya aliran modal asing ke Indonesia


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020