Pakar Komunikasi Budaya dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Dr Hadawiah Hatita menilai imbauan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah agar awak media menghindari wawancara cegat (doorstop), tidak akan mengurangi esensi berita atau informasi yang akan disampaikan ke publik.Toh informasi yang diperoleh dari narasumber tetap akan sama ..."
"Hanya saja bagi media audio visual, seperti televisi tentu merasakan ini amat sulit, karena biasanya membutuhkan umpan balik yang cepat dari narasumber secara audio visual," katanya, Kamis.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mewanti-wanti kepada wartawan untuk menghindari berrhadapan langsung dengan jarak dekat dengan narasumber demi mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) karena sudah dua orang di provinsi tersebut dinyatakan positif terjangkit.
Dia mengatakan, komunikasi antarpersona saat wartawan wawancara langsung dengan narasumber, juga dapat membaca bahasa tubuh sumber beritanya.
Dengan komunikasi atau melakukan wawancara melalui media telepon ataupun sosial media, menurut Hadawiah, dari segi risiko akan terhindar dari penyebaran COVID-19.
Kini, lanjut dia, awak media yang dapat rentan terinfeksi virus corona, sebaiknya juga mengedepankan kesehatan diri.
"Toh informasi yang diperoleh dari narasumber tetap akan sama, dan ini tidak akan mengurangi esensi informasi atau berita yang disampaikan ke publik," kata Hadawiah.
Ia menambahkan, semua pihak harus mendukung dan membantu pemerintah dalam memerangi COVID-19 di Indonesia.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2020