Sejak didirikan pada Juli 2019, kinerja Chilibeli diklaim menunjukkan pertumbuhan 150 persen setiap bulan, serta menciptakan 300 lapangan pekerjaan langsung dan ribuan lapangan pekerjaan tak langsung bagi para mitra Chilibeli di Indonesia yang sebagian besar terdiri dari para ibu rumah tangga.
"Ketika Alex, Damon, dan Matt bertemu kami dengan membawa ide awal mula Chilibeli, kami tertarik dengan konsep distribusi produk kebutuhan rumah tangga dengan pemanfaatan mitra aktif, dengan cara yang nyaman dan terjangkau," kata Justin Hall, Partner, Golden Gate Ventures dalam keterangannya.
Sementara itu Alex Feng, CEO, Chilibeli menyampaikan terima kasih kepada para investor atas kepercayaannya.
Menurut dia dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat jaringan komunitas Jakarta, Tangerang Selatan, dan Depok, sekaligus untuk memperluas jangkauan kami selanjutnya.
Selain itu, mereka akan meningkatkan UI dan UX aplikasi, serta memajukan fasilitas gudang di Depok.
"Dukungan kuat investor ternama sangat penting bagi kami untuk memperkuat dan mengakselerasi pertumbuhan di masa depan, serta terus memberikan dampak bermakna dan positif bagi masyarakat Indonesia yang memanfaatkan jasa teknologi kami," kata dia.
Baca juga: Tokopedia dan Lazada bicara tentang PP "e-commerce"
Baca juga: Para pelaku e-commerce dukung rencana regulasi barang impor
Ronde pendanaan membuat Chilibeli sebagai perusahaan rintisan Seri-A dalam kurun waktu 7 bulan setelah berdiri
Akshay Bhushan, Partner, Lightspeed Venture Partners mengaku yakin Chilibeli bisa memimpin startup Seri-A. "Pengalaman kami berinvestasi di platform sosial dan e-commerce platform di China, India, Amerika Serikat, seperti Pinduoduo, Udaan, Snapchat, dan Sharechat, yang nilainya sudah mencapai miliaran dollar," kata Akshay.
Sementara Yansen Kamto, Founding Partner, Kinesys Group mengatakan konsep Chilibeli sesuai dengan misi mereka untuk berinvestasi dalam kecerdasan manusia, yang kemudian mengarah pada peningkatan kesejahteraan dan kebaikan masyarakat umum.
Meskipun konsumsi digital kontribusi ekonomi nasional dari e-commerce semakin bertambah, pembayaran digital semakin berkembang, dan kemajuan logistik semakin progresif, tetapi penetrasi penjualan online di bidang pertanian masih sangat rendah.
Sementara itu, 20 persen dari pengeluaran rumah tangga keluarga Indonesia rata-rata dihabiskan untuk bahan makanan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang cukup besar antara pasar dan potensi yang ada, sehingga menghadirkan peluang yang belum tersentuh sebelumnya.
Baca juga: Mendag-pengusaha AS bahas hambatan perdagangan di e-commerce
Baca juga: Begini cara Shopee jaga data pribadi pengguna
Baca juga: Tiga barang fesyen paling diminati pembeli saat belanja "online"
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020