• Beranda
  • Berita
  • Inggris bujuk 65.000 mantan perawat dan dokter kembali bekerja

Inggris bujuk 65.000 mantan perawat dan dokter kembali bekerja

20 Maret 2020 19:35 WIB
Inggris bujuk 65.000 mantan perawat dan dokter kembali bekerja
Para penumpang transportasi umum berjalan melewati Canary Wharf, saat jumlah kasus positif virus corona (COVID-19) semakin meningkat di seluruh dunia dan saham Eropa turun tajam, di London, Inggris, Senin (9/3/2020). REUTERS/Dylan Martinez/nz/cfo
Pemerintah Inggris membujuk 65.000 mantan perawat dan pensiunan dokter untuk kembali bekerja, sementara mahasiswa kedokteran tingkat akhir juga akan dikerahkan oleh otoritas terkait untuk menanggulangi penyebaran jenis baru virus corona (COVID-19), menurut keterangan Kementerian Kesehatan.

Selagi virus mewabah di seluruh dunia, pemerintah, perusahaan dan investor dihadapkan pada krisis kesehatan terbesar sejak pandemi flu pada 1918. Saat itu, masyarakat dunia panik dan sektor keuangan terdampak cukup parah.

Mahasiswa kedokteran dan keperawatan tingkat akhir mendapat tawaran untuk mengisi peran sementara sebagai tenaga medis untuk memperkuat kapasitas garda terdepan layanan kesehatan di Inggris.

"Kami tidak dapat melakukan ini semua sendiri, saya pun meminta agar seluruh pensiunan perawat untuk menyumbangkan keahliannya dan pengalamannya demi menanggulangi pandemi ini, karena saya tak meragukan kemampuan kalian untuk menyelamatkan nyawa pasien," kata Ruth May, kepala badan keperawatan Inggris.

Dewan Bidan dan Perawat Inggris menulis surat ke lebih dari 50.000 perawat yang izin profesinya telah kadaluwarsa dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu, Dewan Kedokteran Umum juga menulis surat kepada 15.500 pensiunan dokter yang tidak lagi bekerja sejak 2017.

Layanan kesehatan di Inggris menyediakan tambahan 30.000 ranjang dengan menunda operasi yang tidak mendesak serta menempatkan unit perawatan di sejumlah komunitas. Alhasil, mereka yang sehat dapat segera dipulangkan.

Otoritas terkait juga akan menggunakan 10.000 ranjang medis tambahan di rumah sakit komunitas dan independen.

Sumber: Reuters

Baca juga: Prancis, Inggris laporkan lonjakan kematian akibat COVID-19

Baca juga: 20.000 militer Inggris siaga, Ratu Elizabeth mulai cemas karena corona

Baca juga: Hadang corona, London tutup stasiun kereta bawah tanah


 

Pemerintah kaji metode tes cepat COVID-19

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020