"Biayanya tidak terlalu mahal. Bisa dilakukan menggunakan anggaran pemerintah atau swadaya," katanya, usai menyemprotkan cairan ramuan disinfektan di jalan protokol depan Stasiun Purwakarta.
Baca juga: Asosiasi distribusi 13.500 multivitamin ke panti asuhan cegah COVID-19
Dalam aksinya, Dedi membuat sekitar 4.000 liter cairan yang diramu menjadi cairan disinfektan, dengan anggaran sekitar Rp5 juta.
Selanjutnya cairan 4.000 liter itu dimasukkan ke dalam mobil pemadam kebakaran. Kemudian ia berjalan menyemprotkan cairan itu di jalan-jalan protokol wilayah Purwakarta.
Baca juga: Pemerintah siapkan 12 juta masker untuk rumah sakit di Indonesia
Penyemprotan cairan ramuan disinfektan ini skalanya besar, menggunakan kendaraan pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta.
Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini mengatakan, langkah itu diambil dengan tujuan mempelopori ke seluruh orang di Indonesia untuk melakukan hal yang sama dengan menyemprotkan disinfektan di jalan-jalan protokol di seluruh daerah.
Baca juga: BPBD Kudus sediakan fasilitas cuci tangan di tempat keramaian
Hal itu disampaikan karena dalam menangani virus corona atau COVID-19, banyak orang terlalu fokus terhadap informasi siapa penderita dan dimana penderita melalui data digital maupun manual yang tersuspek corona.
"Jadi, orang tak berpikir menyeluruh dalam menyelesaikan masalah seperti menyemprot gedung, kantor, ruang publik, hingga jalanan. Kalau di rumah sakit kan sudah ada yang menanganinya. Sekarang yang penting adalah bagaimana mencegah agar orang tidak terinfeksi. Sehingga korbannya tidak bertambah banyak," kata dia.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020