"Kami ucapkan terima kasih kepada BUMN melalui Kimia Farma atas support-nya dengan obat chloroquine," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Syahril mengatakan bahwa obat ini bukanlah obat baru, namun sebelumnya pernah digunakan untuk penyembuhan penyakit malaria.
Lebih lanjut, ia menyebut sejumlah negara lain yang terdampak virus corona baru (COVID-19) juga menggunakan obat ini sebagai salah satu upaya penyembuhan.
"Obat ini sebetulnya untuk malaria, ya. Namun di beberapa negara memakai ini. Namun agar tidak salah paham, ini bukan drug of choice, ini bukan kita minum langsung sembuh, bukan. Obat ini memang dipakai di beberapa negara yang telah melakukan," jelas Syahril.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pemerintah siapkan dua jenis obat untuk COVID-19
Baca juga: Imunitas kunci utama saat belum ada obat lawan COVID-19
Bicara soal efek yang dihasilkan oleh chloroquine, ia mengatakan chloroquine yang telah digunakan oleh beberapa negara dan menunjukkan hasil positif itu lebih digunakan untuk penyembuhan, bukan untuk pencegahan.
"Kalau efek, diharapkan obat ini mampu memperkuat kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan pasien COVID-19," kata Syahril.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah Indonesia akan memesan jutaan obat untuk menyembuhkan COVID-19.
Obat bernama Avigan dan chloroquine ini merupakan hasil riset dan pengalaman sejumlah negara dalam menghadapi wabah yang disebabkan virus corona jenis baru.
Obat-obat ini, kata Jokowi, akan sampai di tangan pasien melalui dokter yang berkeliling dari rumah ke rumah, rumah sakit, serta puskesmas di kawasan terinfeksi.
Baca juga: Erick: Chloroquine dan avigan ikhtiar melawan Virus Corona
Baca juga: Jubir pemerintah minta masyarakat tidak beli dan simpan obat COVID-19
Baca juga: WHO: Hindari konsumsi ibuprofen untuk obati gejala virus corona
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020