"Kru armada sekolah harus dijamin sterilnya, tentunya dengan dibantu pengawasan dari PMI dan Dinas Kesehatan," kata Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah DKI Jakarta Ali Murthado di Jakarta, Minggu.
Puluhan sopir yang selama ini dilibatkan dalam proses transportasi pelajar akan dipilih secara khusus sebelum ditugaskan mengantar dan menjemput paramedis maupun pasien terangkut virus corona (COVID-19).
Sopir jemputan sekolah akan dipilah berdasarkan usia dengan mempertimbangkan kekuatan stamina. "Maksimal 30 tahun, baru kita akan libatkan," katanya.
Baca juga: 50 Bus Sekolah dikerahkan untuk transportasi tenaga medis di Jakarta Langkah mitigasi pencegahan COVID-19 telah dipersiapkan pihaknya agar potensi penularan virus kepada sopir bisa diantisipasi.
"Hari ini kita siapkan 50 Bus Sekolah yang sedang disterilisasi dengan disinfektan di Hek TMII. Kalau ada permintaan tambahan dari rumah sakit rujukan, akan kita tambah," katanya.
Pihaknya juga membatasi pergerakan bus sesuai dengan jangkauannya menuju empat rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta, di antaranya RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso dan RSPAD Gatot Subroto.
"Sopir dan awak Bus Sekolah juga akan bersifat tetap (tidak ada pergantian shift)," katanya.
Seluruh bus yang dipakai pun akan diparkir di lokasi khusus yang steril dari publik. "Termasuk fasilitas penginapan bagi sopir," katanya.
Para sopir juga akan dicek kesehatannya secara berjangka untuk memastikan kondisi kebugaran mereka selama bertugas.
Baca juga: Pelayanan 60 bus sekolah dialihkan ke Rusunawa terkait COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020