Penyabet sembilan medali emas Olimpiade itu mendukung seruan yang sempat disampaikan federasi atletik serta federasi renang Amerika Serikat untuk menunda Olimpiade Tokyo.
"Bagian terbaik dari penundaan itu adalah, mereka menyampaikan pesan solidaritas di dalamnya," kata Carl Lewis dalam wawancara dengan stasiun televisi KRIV dilansir AFP, Senin WIB.
Baca juga: Atletik AS minta Olimpiade Tokyo ditangguhkan
Pandemi COVID-19 yang tersebar di hampir seluruh penjuru dunia membuat banyak atlet kesulitan melakukan persiapan, sebab banyak negara menerapkan karantina wilayah yang praktis berdampak pada tertutupnya akses terhadap fasilitas latihan.
Terlebih, sudah banyak ajang olahraga bergengsi lainnya yang sudah memutuskan untuk menunda atau menangguhkan penyelenggarannya akibat COVID-19.
"Saya pikir sangat sulit bagi atlet untuk mempersiapkan diri, berlatih, bahkan menjaga motivasi mereka jika masih diliputi segala ketidakpastian ini. Itu hal yang tersulit," kata Lewis.
"Sebab, ini menyangkut kesehatan dan jauh di luar kendali siapa pun. Saya pikir, jika ditunda, kebanyakan atlet akan menerimanya," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Panpel diam-diam rancang opsi penundaan Olimpiade Tokyo
Olimpiade Tokyo sedianya digelar pada 24 Juli s.d. 9 Agustus, tetapi belakangan banyak negara kian santer menyerukan agar pesta olahraga empat tahunan itu ditunda menyusul kian memburuknya pandemi COVID-19.
Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) baru saja mengumumkan kesepakatan mereka untuk memulai pembicaraan mengenai berbagai skenario alternatif atas jadwal Olimpiade Tokyo, termasuk opsi menundanya dari jadwal yang sudah direncanakan.
Lewis, menyarankan Olimpiade Tokyo ditunda dua tahun, kalau perlu setelah Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada 2022 selesai dilangsungkan.
Baca juga: IOC sepakat mulai bicarakan skenario alternatif Olimpiade Tokyo
Baca juga: Meski khawatirkan corona, ribuan orang tetap saksikan api Olimpiade
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020