• Beranda
  • Berita
  • Krisis COVID-19, Taliban dan Afghanistan runding damai via Skype

Krisis COVID-19, Taliban dan Afghanistan runding damai via Skype

23 Maret 2020 14:54 WIB
Krisis COVID-19, Taliban dan Afghanistan runding damai via Skype
Penandatanganan Kesepakatan untuk Perdamaian Afghanistan atau Comprehensive Peace Agreement (CPA) antara Amerika Serikat dan Taliban di Doha, Qatar, Sabtu (29/2/2020). ANTARA/HO Kemlu RI/am.

Tiap orang menyadari pembebasan tahanan mendesak dilakukan di tengah ancaman penularan COVID-19

Pemerintah Afghanistan dan petinggi Taliban mengadakan perundingan terkait pembebasan tahanan, Minggu (22/3) melalui laman penyedia jasa komunikasi virtual Skype, demikian keterangan dari beberapa pejabat terkait.

Pembebasan sejumlah anggota Taliban dari penjara diyakini dapat mengurai kebuntuan perundingan damai dua pihak.

Pasalnya, dua pihak memiliki keinginan berbeda terkait cara pembebasan tahanan.

Pemerintah Afghanistan menghendaki pembebasan dilakukan bertahap dan dengan syarat, sementara Taliban menginginkan seluruh anggotanya dibebaskan dalam  waktu yang sama.

Poin pembebasan tahanan telah disepakati bulan lalu lewat perundingan bersama Amerika Serikat di Doha, Qatar.

Baca juga: Pembebasan tahanan Taliban mandek karena perkara jaminan
Baca juga: Pemerintah Afghanistan bebaskan 1.500 tahanan Taliban


Perbedaan itu diyakini menghambat perundingan damai, yang di antaranya memuat poin penarikan pasukan asing dari Afghanistan setelah lebih 18 tahun bertempur dengan kelompok garis keras.

Perwakilan dua pihak berbicara selama lebih dari dua jam via Skype, difasilitasi oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Qatar, kata pejabat terkait.

"Pembebasan tahanan dari dua pihak merupakan tahapan penting perundingan damai sebagaimana tertuang dalam poin kesepakatan AS-Taliban," kata utusan pemerintah AS, Zalmay Khalilzad lewat unggahannya di media sosial Twitter.

"Tiap orang menyadari pembebasan tahanan mendesak dilakukan di tengah ancaman penularan COVID-19," ujar dia, seraya menambahkan, "seluruh pihak berkomitmen mengurangi aksi kekerasan, meningkatkan negosiasi di internal Afghanistan, dan menerapkan gencatan senjata secara menyeluruh dan permanen".

Taliban sempat menolak berbicara dengan Pemerintah Afghanistan sebelum seluruh anggotanya dibebaskan dari penjara.

"Dua pihak telah menyampaikan opsi-opsi teknis untuk tahapan awal pembebasan tahanan," kata Dewan Keamanan Nasional Afghanistan lewat pernyataan tertulis.

Lembaga itu menambahkan pemerintah dan Taliban juga membahas pengurangan aksi kekerasan, negosiasi langsung, dan gencatan senjata secara tetap.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah dan Taliban kerap terlibat pertempuran, termasuk di antaranya penyerangan ke pangkalan militer Afghanistan, Jumat (20/3). Otoritas terkait menyebut Taliban bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Walaupun demikian, juru bicara Taliban untuk wilayah Doha, Suhail Shaheen, lewat unggahannya di Twitter mengatakan perundingan antarpihak hanya membahas pembebasan tahanan. Ungkapannya itu sekaligus mengonfirmasi kehadiran Taliban dalam pertemuan virtual.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS kembali serang Taliban, pertama setelah kesepakatan tarik pasukan
Baca juga: Ghani: Afghanistan tak berkomitmen bebaskan 5.000 tahanan Taliban


 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020