Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) menukik 83,69 poin atau 5,34 persen menjadi 1.482,46 poin, dengan volume perdagangan mencapai 636 juta saham senilai 9,5 triliun won (7,5 miliar dolar AS).
Indeks dibuka dengan penurunan 5,9 persen dan memperpanjang kemerosotannya hingga serendah 6,9 persen pada awal perdagangan.
Enam menit setelah bel pembukaan, sidecar diaktifkan pada KOSPI untuk menangguhkan perdagangan yang diprogram komputer selama lima menit. Ini diberlakukan ketika saham berfluktuasi lebih dari lima persen selama setidaknya satu menit.
Indeks KOSDAQ (saham berkapitalisasi kecil) anjlok 23,99 poin atau 5,13 persen, menjadi ditutup pada 443,76 poin. Sidecar diaktifkan pada KOSDAQ 17 menit setelah pembukaan pasar.
Jatuhnya kembali saham-saham terjadi ketika kekhawatiran muncul bahwa ekonomi global mungkin tenggelam ke dalam resesi karena wabah COVID-19. KOSPI dan KOSDAQ masing-masing melonjak 7,4 persen dan 9,2 persen pada Jumat lalu (20/3).
Pengamat pasar memperkirakan bahwa volatilitas akan bertahan di pasar keuangan global sampai wabah COVID-19 melambat di seluruh dunia.
Mata uang Korea Selatan jatuh terhadap dolar karena investor asing terus membuang saham lokal untuk hari perdagangan ke-13 berturut-turut.
Nilai tukar won/dolar melonjak 20,0 won menjadi berakhir pada 1.266,5 won per dolar, setelah melompat setinggi 1.282,5 won di awal perdagangan.
Harga obligasi turun karena orang asing mencari aset yang lebih aman. Imbal hasil surat utang tenor tiga tahun yang likuid naik 4,6 basis poin menjadi 1,153 persen, dan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik 10,7 basis poin menjadi 1,718 persen.
Sebagian besar saham berkapitalisasi besar melemah. Pemimpin pasar Samsung Electronics mundur 6,4 persen, dan raksasa chip memori SK Hynix jatuh 7,2 persen. Mesin pencari yang paling sering digunakan Naver merosot 7,1 persen, dan perusahaan kimia terkemuka LG Chem kehilangan 1,7 persen.
Samsung BioLogics, unit biofarmasi Samsung Group, bertambah 1,4 persen, dan raksasa biofarmasi Celltrion melonjak 14,8 persen.
Berdasarkan industri, sektor tekstil, broker, konstruksi dan distribusi menderita kerugian, tetapi industri farmasi dan asuransi menguat.
Baca juga: Saham Korsel jatuh ke terendah dalam 10 tahun terakhir
Baca juga: Saham Korea Selatan jatuh dipicu ketakutan terhadap COVID-19
Baca juga: Saham Korea Selatan "rebound" dipicu harapan langkah stimulus
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020