"Meski masih menjadi perdebatan apakah influencer adalah sebuah profesi, yang pasti mereka punya pengaruh kuat di masyarakat. Mereka punya cara tersendiri mengekspresikan karya dan membuat perubahan secara nyata," kata Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin di Malang, Jawa Timur, Senin.
Tak heran, kata Syamsul, jika Presiden Joko Widodo menaruh perhatian kepada para influencer hingga beberapa kali mengundang mereka ke istana untuk berbagi info soal permasalahan bangsa.
Baca juga: Puluhan "influencer" digandeng BNPB cegah COVID-19
Beberapa lembaga negara, katanya, akhirnya ikut melibatkan influencer, bahkan di tengah mewabahnya pandemi COVID-19, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyempatkan mengundang para influencer, pada Jumat (20/3) di kantor BNPB untuk membantu pemerintah menyebar informasi yang lebih akurat mengenai COVID-19
Potensi para influncer inilah yang ditangkap UMM, dimana pada penerimaan mahasiswa baru 2020/2021 membuka jalur khusus influncer. Bagi Youtubers dengan subscriber minimal 5.000 dan selebgram dengan follower minimal 10.000 akan diseleksi tanpa tes masuk. Tentu prosesnya tak sembarangan, diseleksi lebih dulu lewat mekanisme uji keterampilan.
Menurut Syamsul Arifin, influencer yang dimaksud adalah influencer Youtuber, Selebgram, dan Selebtwit yang kreatif, edukatif, dan positif. "Tentu kami memperhatikan kontennya," tutur Syamsul.
Baca juga: Sekolah influencer pertama ASEAN dorong tokoh Indonesia mendunia
Pendaftar, lanjut Syamsul, cukup menampilkan tautan akun YouTube dan Instagram resminya untuk diverifikasi secara administratif oleh panitia penerimaan mahasiswa baru.
Pertimbangan lain UMM membuka jalur ini, juga untuk memberi apresiasi dan mengakomodasi influencer generasi Milenial yang kreatif di media sosial.
Bentuk prestasi akademik dan nonakademik saat ini ada berbagai macam. “Saat ini ada banyak anak muda yang kreatif meng-create konten dan memberi virus positif kepada publik," ucapnya.
Ia mengaku ada bermacam-macam konten di luar sana. Ada konten positif maupun negatif. Namun, tim PMB UMM punya kriteria tersendiri untuk jalur ini. "Jadi, UMM tetap punya kriteria yang bagus. Nggak sembarang selebgram, nggak sembarang Youtuber diterima. Tentu kami punya kriteria yang nanti akan diverifikasi oleh tim PMB itu," terangnya.
Syamsul juga tidak menampik di antara para influencer ada yang memiliki followers palsu. "UMM sangat hati-hati. Kami punya tim yang nanti bisa men-tracking tentang autentisitas kepengikutan mereka atau followers dan subscribe mereka," tuturnya.
Syamsul pun tidak membatasi jenis influencer yang dimaksud. Jadi, bisa beauty vlogger, food vlogger, traveler, writer, dan lain-lain bisa ikut jalur ini. "Semua bidang. Intinya kreatif, positif, dan edukatif. Nah, anak-anak muda yang seperti itulah yang ingin diakomodasi UMM," paparnya.
Penerimaan mahasiswa baru jalur Influencer ini terbuka untuk semua program studi di UMM, kecuali Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES). Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru jalur Influencer yang termasuk jalur prestasi nonakademik ini sudah dibuka sejak 25 Februari lalu hingga 25 April 2020.
Baca juga: UMM bagikan cairan pembersih tangan, karya mahasiswa
Baca juga: RSU UMM buka layanan "Call Center" COVID-19
Baca juga: Sikapi kelangkaan cairan pembersih tangan, UMM produksi secara masal
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020