Sasi merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat asli Papua untuk menjaga kelestarian sumber daya alam.
Kepala Balai Besar TNTC, Ben G.Saroy di Wasior, Senin, mengutarakan, pihaknya akan mendorong Sasi menjadi salah satu daya tarik wisata di kawasan TNTC.
Pekan lalu masyarakat adat Kampung Menarbu Distrik Roon, Teluk Wondama melaksanakan prosesi buka Sasi laut, setelah menutup segala bentuk aktivitas pencarian ikan dan hewan laut lainNya dalam kurun waktu dua tahun.
Baca juga: Raja Ampat tutup seluruh destinasi cegah penyebaran Corona
Saroy menjelaskan ada dua model Sasi yang bisa diterapkan yaitu Sasi dengan sistem buka tutup sebagaimana yang biasa dilakukan masyarakat selama ini dan Sasi permanen. Kedua model Sasi itu ke depan akan dikaitkan dengan pariwisata.
“Kita berharap di tahun mendatang pembukaan sasi ini kita akan lakukan secara berturut-turut supaya mungkin bisa melibatkan masyarakat internasional. Dengan model yang seperti kita lihat saat ini, turis ada, dibuka Sasi dan mereka bisa membayar dan makan sama-sama dan bisa bawa pulang juga,“ kata Saroy.
Sementara untuk sasi permanen, rencananya kawasan laut yang ditutup selamanya itu dijadikan sebagai lokasi wisata terutama untuk snorkeling dan diving.
Baca juga: Warga Raja Ampat temukan ikan paus terjebak dan mati
“Jadi mereka turis-turis ini baik lokal maupun mancanegara maupun secara nasional akan datang dan melihat kekayaan biota laut ini dan cuma membayar kepada masyarakat, tidak diambil (hasil lautnya), “ jelas Saroy.
Penerapan Sasi berbasis pariwisata secara luas diharapkan kekayaan laut yang melimpah di kawasan TNTC benar-benar bisa memberikan dampak untuk kesejahteraan masyarakat lokal di dalam kawasan taman laut terluas di Indonesia itu.
Adapun sejauh ini wilayah di Kabupaten Teluk Wondama yang sudah menerapkan sasi adalah kampung Sombokoro di Distrik Windesi dan Kampung Menarbu Distrik Roon.
“Kita berharap ini semakin luas sehingga kekayaan ini bisa menjadi potensi yang luar biasa untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,“ ujar Saroy.***1***
Baca juga: Destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat ditutup
Pewarta: Toyiban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020